Sejarah Tahun Baru Islam, Berawal dari Gubernur Abu Musa Al-Asyari

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 04 Juli 2023 | 12:45 WIB
Sejarah Tahun Baru Islam, Berawal dari Gubernur Abu Musa Al-Asyari
Umat muslim mengikuti pawai obor menyambut Tahun Baru Islam di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (29/7/2022). [Suara.com/Alfian Winanto] - ilustrasi tahun baru Islam, Sejarah Tahun Baru Islam, Berawal dari Gubernur Abu Musa Al-Asyari
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun Baru Islam adalah hari libur umum, di mana Tahun Baru Islam ini jatuh pada hari pertama bulan Muharram, bulan pertama kalender lunar Islam, dan juga dikenal sebagai "Al Hijrah". Sementara itu bagaimana sejarah Tahun Baru Islam itu sendiri?

Dalam sejarah Islam, Tahun Baru Islam ini menandai waktu di mana Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekah ke Madinah pada hari ini. Tentunya penetapan awal Tahun Baru Islam ini memiliki asal-usul. Simak sejarah Tahun Baru Islam dalam penjelasan berikut.

Tahun Baru Islam bervariasi dalam tanggal dari perspektif Kalender Gregorian yang digunakan secara umum di seluruh dunia, di mana menurut kalender itu, Tahun Baru Islam bergerak sekitar 11 hari per tahun.

Tanggal pastinya tidak pasti, karena masing-masing negara mengumumkannya berdasarkan penampakan bulan. Hanya saja pada umumnya dapat diprediksi dengan sangat akurat.

Baca Juga: Kapan Tahun Baru Islam 2023? Ini Amalan yang Dianjurkan Selama Bulan Muharram

Kira-kira, seperti apa sejarah Tahun Baru Islam? Mari simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Sejarah Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam berkaitan sangat erat dengan sejarah digunakannya kalender Hijriah. Berbeda dengan kalender Masehi yang mengacu pada masa revolusi Matahari, kalender Masehi justru merujuk pada masa peredaran Bulan.

Adapun sejarah dibentukannya kalender Hijriah dan juga Tahun Baru Islam yang berawal pada tanggal 1 Muharram, ada beberapa versi. Salah satu sejarah tersebut berawal Gubernur Abu Musa Al-Asyari.

Pada saat itu Abu Musa Al-Asyari menuliskan surat yang diberikan kepada Khalifat Umar Bin Khatab RA. Kepada Pemimpin Umat Muslim tersebut, ia mengaku bingung perihal surat yang tidak memiliki tahun dan hal inilah yang menyulitkannya saat penyimpanan dokumen atau pengarsipan.

Baca Juga: Cek Hari Libur Tahun Baru Islam Bulan Juli 2023! Tanggal Merah Satu-satunya

Kondisi ini mendasari dibuatnya kalender Islam, yang mana saat itu Umat Muslim masih mengadopsi peradaban Arab pra-Islam tanpa angka tahun, hanya sebatas bulan dan tanggal.

Rasulullah SAW menggunakan kalendar ini sebagai penyempurnaan waktu. Misalnya, mengembalikan bulan menjadi 12 dan tidak memaju-mundurkan bulan atau hari yang semestinya masyarakat jahiliyah saat itu. Allah SWT berfirman pada Al-Quran Surat At Taubah ayat 36-37, melalui posisi bulan atau hilal.

Perumusan kemudian diprakarsai oleh Khalifah Umar yang memanggil Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf RA, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Waqqas, serta Thalhan bin Ubaidillah untuk penyusunan kalender Islam. Dalam perumusan itu, kemudian disepakati untuk menggunakan sistem kalender yang ada (pra Islam) untuk selanjutnya disempurnakan Rasulullah SAW.

Meskipun saat itu ada perbedaan pendapat dimana beberapa mengusulkan menggunakan milad Rasulullah SAW, namun ada yang mengusulkan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj saat Rasulullah menerima wahyu dan diangkat sebagai nabi.

Barulah saat Ali bin Abi Thalib mengusulkan peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Yatsrib. Pengajuan ini, dianggap sebagai momentum besar bagi Islam yang mana hijrah menjadi simbol perpindahan masa jahiliyah ke masyarakat madani.

Untuk itu, penting untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai tonggak awal kalender Islam dibanding hari kelahiran Rasulullah SAW, karena dianggap mengarah ke kultus individu yang tidak seharusnya ada di dalam Islam. Pendapat inilah yang akhirnya disetujui oleh seluruh sahabat, kemudian dibuatlah kalender Islam dengan nama kalender Hijriyah.

Penetapannya, dilakukan pada tahun 1 Hijriyah atau 17 tahun pasca hijrah nabi (638 Masehi), dan pada penerapannya, kalender Hijriyah menggunakan sistem peredaran bulan atau qomariyah, tidak sama dengan Masehi yang masih mengandalkan matahari atau Syamsiah.

Tidak hanya itu saja, pergantian hari kalender masehi dimulai sejak pukul 12 malam, yang berganti saat matahari terbenam. Hal inilah yang kemudian membuat kalender hijriah lebih pendek yaitu hanya 11 hari dibandingkan Masehi.

Seperti itulah penjelasan tentang sejarah Tahun Baru Islam yang mana kali ini 1 Muharram 1445 Hijriah jatuh pada 19 Juli 2023.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI