Suara.com - Polemik mengenai Pondok Pesantren Al Zaytun masih terus bergulir. Ponpes tersebut kian menjadi perbincangan publik karena diduga mengajarkan ajaran menyimpang pada santrinya.
Belum usai kontroversi dugaan ajaran menyimpang itu, kini Pondok Pesantren Al Zaytun disebut menyimpan tragedi kemanusiaan di dalamnya.
Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Ponpes Al Zaytun Taufik Hidayat dalam acara bincang-bincang di salah satu televisi swasta nasional beberapa waktu lalu.
Tragedi kemanusiaan di Ponpes Al Zaytun
Dalam acara itu Taufik mengatakan, selama ini publik kerap kali terpukau dengan kemegahan bangunan ponpes yang berada di Indramayu, Jawa barat itu.
Namun tidak banyak yang menyadari kalau di dalamnya terdapat tragedi kemanusiaan yang dinilai oleh Taufik cukup memprihatinkan.
Ia bahkan menyebut pondok pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu merupakan kamp konsentrasi.
‘’Orang boleh terpukau bangunannya besar, mewah, santrinya makannya teratur. Coba kalian lihat bagaimana ribuan pekerja di sana masuk jam 6 (pagi) pulang jam 6 (sore),’’ kata Taufik.
Menurut Taufik, telah terjadi ekspliotasi pekerja di dalam ponpes Al Zaytun. Mereka yang bekerja selama 12 jam di sana tetap hidup dalam kemiskinan.
Baca Juga: Sudah Tiba di Jakarta, Panji Gumilang Bakal Diperiksa Bareskrim Polri Siang Ini
‘’Pulang sampai rumah yang mereka ngontrak di sekitar Haurgeulis, Tanjung Jaya, Mekar Jaya, Tanjung Kerta. Mereka hidup dalam kemiskinan. Satu kontrakan itu bisa (dihuni) lima keluarga,” sambungnya.