Melongok Dugaan Tragedi Kemanusiaan di dalam Ponpes Al Zaytun: Ada Eksploitasi?

Ruth Meliana Suara.Com
Senin, 03 Juli 2023 | 13:40 WIB
Melongok Dugaan Tragedi Kemanusiaan di dalam Ponpes Al Zaytun: Ada Eksploitasi?
Ponpes Ponpes Al Zaytun (Dok. Ponpes Mahad Al-Zaytun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polemik mengenai Pondok Pesantren Al Zaytun masih terus bergulir. Ponpes tersebut kian menjadi perbincangan publik karena diduga mengajarkan ajaran menyimpang pada santrinya.

Belum usai kontroversi dugaan ajaran menyimpang itu, kini Pondok Pesantren Al Zaytun disebut menyimpan tragedi kemanusiaan di dalamnya.

Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Ponpes Al Zaytun Taufik Hidayat dalam acara bincang-bincang di salah satu televisi swasta nasional beberapa waktu lalu.

Tragedi kemanusiaan di Ponpes Al Zaytun

Baca Juga: Sudah Tiba di Jakarta, Panji Gumilang Bakal Diperiksa Bareskrim Polri Siang Ini

Dalam acara itu Taufik mengatakan, selama ini publik kerap kali terpukau dengan kemegahan bangunan ponpes yang berada di Indramayu, Jawa barat itu.

Namun tidak banyak yang menyadari kalau di dalamnya terdapat tragedi kemanusiaan yang dinilai oleh Taufik cukup memprihatinkan.

Ia bahkan menyebut pondok pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu merupakan kamp konsentrasi.

‘’Orang boleh terpukau bangunannya besar, mewah, santrinya makannya teratur. Coba kalian lihat bagaimana ribuan pekerja di sana masuk jam 6 (pagi) pulang jam 6 (sore),’’ kata Taufik.

Menurut Taufik, telah terjadi ekspliotasi pekerja di dalam ponpes Al Zaytun. Mereka yang bekerja selama 12 jam di sana tetap hidup dalam kemiskinan.

Baca Juga: Hari Ini Periksa Panji Gumilang Kasus Penistaan Agama, Bareskrim: Dia Sudah di Jakarta

‘’Pulang sampai rumah yang mereka ngontrak di sekitar Haurgeulis, Tanjung Jaya, Mekar Jaya, Tanjung Kerta. Mereka hidup dalam kemiskinan. Satu kontrakan itu bisa (dihuni) lima keluarga,” sambungnya.

Untuk itu, ia meminta jika ingin membongkar borok Ponpes Al Zaytun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus menggendeng Bareskrim Polri.

Menurut dia, upaya MUI dan kepolisian dalam mengungkap tabir Al Zaytun telah dilakukan oleh Polri sejak 2001, namun belum berhasil hingga kini. Hal itu disebabkan adanya dua tokoh yang diduga berada di belakang Al Zaytun.

Panji Gumilang mengaku sebagai Abu Totok

Sebagai peneliti, Taufik mengakui sulit untuk menembus masuk ke dalam Ponpes Al Zaytun. Bahkan ia menyebut MUI dan Kementerian Agama akan kesulitan melakukan investigasi di dalamnya.

Namun ia mengaku pernah berhasil mewawancarai pimpinan ponpes itu, yakni Panji Gumilang selama lebih dari lima jam.

Taufik mengaku, ketika itu ia mencecar Panji Gumilang mengenai identitas aslinya dan kaitannya dengan Negara Islam Indonesia (NII KW 9).

Dan menurut peneliti utusan MUI itu, setelah dicecar oleh sejumlah pertanyaan, Panji Gumilang mengakui kalah dirinya adalah Abu Totok yang merupakan salah satu pendiri NII KW 9.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI