Ia merupakan akademisi yang lahir pada 3 November 1964. Tak hanya dikenal sebagai pengamat militer, wanita Gorontalo tersebut juga dikenal sebagai akademisi, penulis, sampai dengan pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan.
Connie adalah putri dari pasangan Bakrie Arbie dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata. Darah Gorontalo Connie berasal dari sang ayah, dan ibunya berasal dari Tasikmalaya.
Orang tua dari Connie Bakrie juga bukan berasal dari orang sembarangan, ayah Connie merupakan salah satu ahli nuklir yang dimiliki oleh Indonesia. Sedangkan sang ibu dikenal sebagai ahli tarot, penulis, dan juga fotografer yang terpandang.
Rekam jejak pendidikan Connie juga cukup memukau. Connie berhasil menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Indonesia. Connie juga belajar di APCSS Asia Pacific Centre for Security Studies, Hawaii-Fu Xi Kang war Academy, ROC - Chevening Executive Programme for Democracy and Security di Birmingham University, UK.
Rekam Jejak Connie Bakrie
Nama Connie Bakrie tidak hanya diperhitungkan di Tanah Air. Connie bahkan masuk dalam daftar pemimpin masa depan versi Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat mewakili generasi ke-3 creme de la creme intelektual pertahanan keamanan Republik Indonesia.
Connie mahir berbicara dalam pertemuan internasional. Beberapa forum menjadi tempat Connie menuangkan gagasan seperti National Defense University (NDU), Washington D.C. Global Security Meeting di Bratislava, Slovakia, ASEM-EU Regional Security Architecture Meetings, Centre for Security Policy (CCSP), Switzerland.
Dulunya, Connie Bakrie juga sempat menjadi Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem sebelum akhirnya hengkang pada bulan April lalu.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: Kisah Connie Bakrie Ditawari Panji Gumilang Abadikan Nama Buat Kapal Raksasa Al Zaytun