Menggali Asal Muasal Ajaran Al Zaytun, Dari Mana Panji Gumilang Mendapatkannya?

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 01 Juli 2023 | 17:56 WIB
Menggali Asal Muasal Ajaran Al Zaytun, Dari Mana Panji Gumilang Mendapatkannya?
Pendiri Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang saat diwawancara. [Tangkapan layar YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panji Gumilang kerap dituding menjadi sosok yang bertanggung jawab di balik seluruh ajaran menyimpang yang ada di Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun.

Ajaran Panji Gumilang disinyalir merupakan buah dari beberapa ajaran kontroversial Al Zaytun, bermula dari terungkapnya fenomena praktik salat Idul Fitri yang mencampur barisan laki-laki dengan perempuan di saf yang sama.

Selain itu, beberapa tokoh seperti eks pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan juga membeberkan Ponpes Al Zaytun punya ajaran menebus dosa zina dan pacaran dengan uang jutaan Rupiah.

Kini sosok akademisi pengamat pesantren, Najih Arromadloni membeberkan asal muasal ajaran Panji Gumilang itu.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Sebut Ponpes Al-Zaytun Antek Yahudi, Lantang Minta Panji Gumilang Ditangkap

Najih: Ajaran Panji Gumilang perkawinan antara NII dengan ajaran Isa Bugis

Najih Arromadloni dalam acara televisi, memaparkan ia pernah mengamati secara langsung dan berinteraksi dengan tokoh dan alumni Al Zaytun.

Najih juga turut mengamini dugaan adanya ajaran Negara Islam Indonesia atau NII yang menyusup ke dalam ajaran Al Zaytun.

Ia berpendapat bahwa ketika ditarik secara historis, maka muncul sebuah teori bahwa ajaran Al Zaytun merupakan perkawinan antara ajaran NII dengan ajaran Isa Bugis.

Isa Bugis sendiri merupakan seorang tokoh yang muncul pada 1926 di Kota Bakhti Aceh Pidie. Ia menggabungkan ajaran Yahudi sekaligus memandang Agama Islam dengan tolok ukur rasio dan menolak hal-hal mendasar di ajaran Islam jika itu bertentangan dengan rasio.

Baca Juga: Mahfud MD: Evaluasi Pondok Pesantren Al Zaytun untuk Memastikan Kepatuhan terhadap Ajaran Agama Islam

Ajaran Isa juga berusaha mengilmiahkan ajaran agama dengan kekuasaan, serta menolak semua hal yang tidak masuk akal, contohnya menolak kebenaran mukjizat Nabi Musa as, yang dikisahkan dapat membelah laut dengan tongkat.

Ajaran Isa Bugis dilarang dan ditetapkan sebagai ajaran sesat sejak tahun 1980-an. Bahkan ditarik jauh sebelumnya, para intelektual Muslim pernah mendapat temuan bahwa ajaran Isa Bugis didapati beberapa permasalahan.

Temuan tersebut tercermin dalam keputusan rapat yang dilaksanakan di Masjid Istiqlal, tanggal 24 Maret 1969 di hadapan para ulama seperti Alm. Buya Hamka, Prof. Rasyidi, dan lembaga Depag Pusat serta PAKEM kejaksaan tinggi Jakarta.

Hasil dari rapat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Ajaran Isa Bugis tidak cukup berilmu agama 
  • Ajaran Isa Bugis tidak memiliki methode atau cara berpikir yang benar.
  • Ajaran Isa Bugis kurang dalam penguasaan bahasa Arab.
  • Ajaran Isa Bugis berambisi besar dan avonturir.

Selain ajaran Isa Bugis, Najih turut membeberkan unsur-unsur NII di dalam ajaran Al Zaytun. Najih menduga bahwa Al Zaytun melanjutkan mendirikan Negara Islam Indonesia dengan cara pendidikan.

Adapun upaya mendirikan Negara Islam Indonesia melalui jalur persenjataan sudah gagal pada tahun 1962.

Narjih menduga Al Zaytun mempropagandakan konsep Negara Islam Indonesia melalui kurikulum pembelajaran dan kegiatan sosial seperti MIM (Masyarakat Indonesia Membangun).

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI