Infografis
Sosoknya, lanjut Endang, cukup dihormati dan menjadi panutan anak-anak di wilayah Menes. Hal itu disebabkan karena Abdussalam adalah sosok yang dianggap ulama.
Endang yang usianya 14 tahun lebih muda dari Panji Gumilang atau Abdussalam mengaku sering berkomunikasi dengannya.
Apalagi rumah Panji Gumilang dan Endang di Menes hanya terpaut 4 hingga 5 rumah saja. Itulah yang membuat dirinya sering berinteraksi dengan Abdussalam.
"Beda 14 tahun, ya senior kalau di sini dia Ustad, saya santrinya lah. Agamanya bagus," ujar Endang.
Meski sosok yang dihormati, ujar Endang, Abdussalam bukanlah orang asli Menes. Ia tinggal di daerah itu hanya karena istrinya asli warga Menes.
Namun setelah beberapa tahun tinggal di Menes, sosok Abdussalam atau Panji Gumilang tiba-tiba menghilang di Banten.
Namanya tak lagi terdengar di sana dan seakan hilang begitu saja. Setelah itu, Endang mengaku sempat mendengar desas-desus mengenai Abdussalam, namun ia tak pernah bertemu dengannya.
Endang Muda lantas pergi merantau ke sejumlah daerah hingga akhirnya menetap di Indramayu pada 1981 dan mengajar pencak silat.
Ia mengaku sempat menyaksikan pembangunan Pondok Pesantren Al Zaytun. Namun Endang tak pernah menyangka kalau Panji Gumilang yang belakangan ini menuai kontroversi adalah Abdussalam yang ia kenal dulu.
Baca Juga: Tetap Ramai Santri Baru, Biaya Sekolah di Al Zaytun Capai Rp 50 Juta Lebih!
Kontributor : Damayanti Kahyangan
