Suara.com - Hari Raya Idul Adha 1444 H kian dekat, di man saat itu seluruh umat muslim akan melaksanakan ibadah seperti sholat Id. Sayangnya, beberapa wanita muslim tidak dapat mengerjakan ibadah sunnah muakkad tersebut lantaran sedang haid. Namun tak perlu khawatir, sebab ada amalan Idul Adha bagi yang haid.
Meskipun sholat Id pada saat Hari Raya Idul Adha hukumnya sunnah, namun ibadah ini sangat dianjurkan sebab memiliki pahala yang begitu besar. Bagi wanita yang haid tentu mereka dilarang menunaikan ibadah sholat Id ini. Tak hanya itu, mereka juga tidak boleh sholat fardu, menyentuh Al-Quran, puasa, tawaf, dan memasuki masjid hingga masa sucinya tiba.
Lantas apa saja amalan yang boleh dilakukan oleh wanita haid selama Idul Adha? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Amalan Idul Adha Bagi yang Haid
Baca Juga: 10 Pantun Idul Adha 2023 Lucu dan Bermakna di Hari Raya Kurban
Wanita yang haid masih boleh mengerjakan beberapa amalan berikut saat Idul Adha:
1. Datang ke Tempat Sholat Idul Adha
Bagi wanita yang haid tetap bisa datang ke masjid atau lokasi saat sholat Idul Adha. Hal ini dilakukan karena sholat Idul Adha hanya datang setahun sekali, sehingga wanita haid dainjurkan untuk melihat pelaksanaan sholat Id.
Anjuran bagi wanita haid saat Hari Raya Idul Adha ini datang langsung dari Rasulullah SAW. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh Imam As-Syaukani, beliau berkata yang artinya:
“Ketahuilah bahwasanya Nabi SAW terus-menerus mengerjakan dua shalat Ied ini dan tidak pernah meninggalkannya satu pun dari beberapa Ied. Nabi memerintahkan umatnya untuk keluar padanya, hingga menyuruh wanita, gadis-gadis pingitan dan wanita yang haid”.
Baca Juga: 5 Bumbu Marinasi Sate Daging Sapi Sebelum Dibakar, Empuk dan Lezat
2. Mendengarkan Khutbah Sholat Idul Adha
Sembari mendatangi lokasi sholat Id, wanita yang haid untuk mendengarkan khutbah Idul Adha. Sebab wanita haid dilarang memasuki masjid, maka mereka yang ingin mengikuti khutbah Idul Adha tetap bisa mendengarkan dari luar masjid atau area yang tidak digunakan sholat.
Hal ini dilakukan agar wanita yang haid tetap bisa merasakan keberkahan yang Allah SWT turunkan di hari kemenangan tersebut. Adapun anjuran tersebut sesuai dengan riwayat dari Ummu ‘Athiyah radliallahu ‘anha, beliau mengatakan:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mengajak keluar gadis yang baru baligh, gadis-gadis pingitan, dan orang-orang haid untuk menghadiri shalat Idul Fitri dan Idul Adha."
3. Dzikir dan Berdoa
Jika seorang wanita tidak memungkinkan untuk keluar rumah maka doa dan dzikir bisa menjadi pilihan ibadah yang mudah bagi wanita haid atau nifas ketika Idul Adha. Wanita haid cukup berdoa dan berdzikir saat umat Islam lainnya sedang mengerjakan sholat Idul Adha di masjid.
Berdasarkan hadits, doa disebut sebagai mukhkhul ibadah yang artinya nyawa dari ibadah. Doa dapat dilafalkan dengan bahasa apa saja, bisa dibaca kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk wanita yang sedang haid dan nifas sekalipun.
4. Mandi dan Bersuci
Berikutnya, wanita yang haid boleh mandi dan bersuci sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha. Akan lebih baik jika dilaksanakan sebab terdapat pahala dan merupakan salah satu anjuran Rasulullah SAW. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh Al-Hasan bin Ali ra yang berbunyi:
"Pada setiap hari raya, Rasulullah SAW menyuruh kami agar mengenakan pakaian terbaik yang kami punya dan menyembelih kurban termahal yang mampu kami sediakan." (HR Al-Hakim)
5. Mengenakan Pakaian Bersih dan Terbaik
Wanita yang haid dianjurkan mengenakan pakaian yang bersih dan terbaik khususnya saat akan mendatangi lokasi sholat Idul Adha. Hal ini sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki dan menyembelih kurban termahal yang mampu kami sediakan." (HR. Hakim)
Demikian tadi beberapa amalan Idul Adha bagi yang haid. Dengan mengerjakan amalan ini Insyallah wanita yang haid tetap akan memperoleh pahala dan berkah Hari Raya Idul Adha. Wallahu'alam.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari