Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan Partai Golkar merupakan partai yang keberadaannya dibutuhkan di mana pun. Terutama saat ini ada faktor Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Nurul mengatakan Golkar bukan merupakan faktor penganggu, terlebih untuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR. Belakangan diketahui antara Golkar, PAN dan Gerindra serta PKB memang dikabarkan sedang intens membangun koalisi permanen.
"Kami bukan faktor pengganggu ya, tapi kan semua orang mungkin melihat bahwa ya Golkar itu cathcy, cathcy dan diperlukan di mana pun oleh siapa pun keberadaannya. Dibutuhkan karena memang figur dari bapak Airlangga sendiri sebagai tokoh ekonomi kemudian juga dari Partai Golkarnya sendiri sebagai partai yang besar begitu," kata Nurul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta dikutip Rabu (28/6/2023).
Berdasarkan hal itu, Nurul menegaskan kembali bahwa Golkar bukan merupakan faktor penganggu terhadap suatu koalisi.
Baca Juga: Bulan Ini Dipilih Partai Golkar Putuskan Arah Dukungan di Pilpres 2024
"Jadi saya kira buat kita itu tidak mengganggu ya celetukan-celetukan seperti itu, karena mungkin kalau saya pribadi melihatnya sebagai sebuah ancaman begitu. Jadi it's okay," kata Nurul.
PKB Singgung Faktor Pengganggu
Wasekjen PKB Syaiful Huda sebelumnya menyinggung soal faktor pengganggu di partai koalisi. Ia berharap baik PAN maupun Golkar tidak menjadi pihak ketiga di dalam koalisi Gerindra dengan PKB.
"Ya ibarat orang pacaran kan sebenernya kita kan sudah terikat dengan Gerindra. Jadi di dalam kontrak politik kita dengan Gerindra kan sudah jelas hanya ada dua pasangan itu antara Pak Prabowo dengan Cak Imin," kata Huda.
"Jadi ini levelnya sudah level tunangan lah. Karena itu saya sampaikan ketika Golkar mau gabung, PAN mau gabung kira-kira jangan jadi pihak ketiga karena ini sudah tunangan, sudah tinggal nentuin resepsinya," sambungnya.
Baca Juga: Golkar Bikin Deadline Agustus Sudah Tentukan Nama Capres yang Bakal Didukung
Condong Dukung Prabowo
Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan lebih condong untuk mendukung pencapresan Prabowo Subianto ketimbang bakal calon presiden lainnya.
Hal ini ditegaskan Wasekjen PAN Fikri Yasin menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut ada partai yang masih pikir-pikir untuk mendukung Ganjar Pranowo.
Menurut Fikri pernyataan itu lebih bagus apabila ditanyakan langsung kepada Megawati soal siapa saja partai yang dimaksud masih pikir-pikir. Tetapi untuk PAN, ia menegaskan condong mendukung Prabowo.
Dukungan terhadap Prabowo, dikatakan Fikri berdasarkan koalisi empat partai.
"Kalau soal capres dari PAN sejauh ini memang mengarah ke Pak Prabowo Subianto atas koalisi empat partai, yaitu Gerindra, PAN, Golkar, PKB," kata Fikri kepada wartawan, Senin (26/6/2026).
Sementara terkait, apakah PAN segera mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo? Fikri menjawab semua masih dikomunikasikan.
"Komunikasi itu memang sedang kita rajut dalam rangka memantapkan fondasi koalisinya. Ya berdasarkan kesepakatan koalisi," kata Fikri.
Rancang Nama Baru Koalisi
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) direncanakan melebur menjadi satu di koalisi permanen. Anggotanya, mulai dari Golkar, PAN, Gerindra dan PKB.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Fikri Yasin mengatakan penyusunan koalisi permanen ini akan dimulai semua dari nol, dengan harapan koalisi dibuat berdasarkan kesepakatan dan kesetaraan bersama empat partai.
Fikri memaatikan penggabungan koalisi akan dilakukan bersamaan dengan deklarasi calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung.
"Langsung melebur dan sedang dirancang nama baru koalisinya," kata Fikri dihubungi, Kamis (15/6/2023).
Tidak ada tenggat waktu kapan dua koalisi tersebut harus melebur, namun Fikri berkeyakinan KIB dan KKIR segera bergabung menjadi satu.
"Soal waktu kalau pastinya nggak bisa kita tentukan tapi mudah-mudahan nggak terlalu lama karena berkaitan dengan kepastian kader di bawah agar yakin dan pasti untuk bergerak," kata Fikri.