Jelang Idul Adha, Stok Cabai Rawit di Gorontalo Menipis Bikin Harga Makin Pedas

Chandra Iswinarno Suara.Com
Selasa, 27 Juni 2023 | 00:30 WIB
Jelang Idul Adha, Stok Cabai Rawit di Gorontalo Menipis Bikin Harga Makin Pedas
Seorang Ibu rumah tangga memilih cabai rawit di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Selasa (9/3/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah mengalami kenaikan harga cabai pada pekan lalu, kini menjelang Hari Raya Idul Adha harga cabai rawit di Kota Gorontalo makin pedas.

Saat ini harga cabai rawit naik menjadi Rp 65 ribu per kilogram. Seorang Pedagang di Pasar Moodu, Halim Rahman mengemukakan, dalam seminggu harga cabai rawit naik Rp 20 ribu.

"Pekan lalu harga cabai rawit berada di kisaran Rp45 ribu per kilogram. Hari ini naik lagi menjadi Rp65 ribu per kilogram," katanya seperti dikutip Antara pada Senin (26/6/2023).

Halim mengemukakan, kenaikan harga cabai rawit dipicu tingginya permintaan jelang hari raya Idul Adha.

Baca Juga: Ya Ampun! Harga Cabai Rawit di Banyumas Semakin Pedas, Per Kilogram Dijual Rp72.500

Selain itu, kenaikan harga juga dipicu minimnya stok cabai rawit dari petani.

"Belakangan stok cabai memang berkurang. Tidak melimpah seperti biasanya," kata Halim lagi.

Senada dengan Halim, pedagang lainnya, Ningsih Mohammad mengatakan, kenaikan harga terjadi pada H-3 hari raya.

"Kalau pada perayaan hari besar keagamaan biasanya harga akan bertahan tinggi hingga H+3," katanya pula.

Ia pun khawatir jika nantinya harga di tingkatan petani atau pedagang pengumpul bakal terus mengalami kenaikan.

Baca Juga: Jelang Nataru Harga Bahan Pokok Makin Mencekik, Cabai Rawit Makin Pedas

"Semoga tidak naik menjadi Rp70 ribu hingga Rp85 ribu per kilogram di tingkat petani. Sebab kemungkinan di tingkat penjual atau pasar, harga potensial menembus Rp100 ribu per kilo gram," katanya.

Meski harganya naik menjadi Rp65 ribu, namun cabai rawit menjadi salah satu komoditas rempah yang cepat habis.

"Biasanya tiga empat hari, saya membeli lagi dari petani atau pedagang pengumpul. Namun sejak pekan kemarin, setiap hari saya harus membeli rata rata 20 kilogram per hari, sebab stok jualan laris manis," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI