Suara.com - Kejadian kecelakaan pesawat SAM Air yang terjadi pada Jumat, (23/6/2023) kemarin masih melalui proses evakuasi. Pesawat yang membawa 6 orang penumpang termasuk pilot dan ko pilot ini hilang kontak pada Jumat (23/6/2023) sekitar pukul 11.07 WIT sebelum akhirnya tim pencarian menemukan bangkai pesawat di hutan Yalimo, Papua Pegunungan.
Kondisi geografis titik jatuhnya pesawat yang berada di tebing tersebur membuat evakuasi terkendala. Hingga kini, kondisi para penumpang pun masih dalam tanda tanya karena tim evakuasi yang terdiri dari Basarnas dan pihak berwajib lainnya masih kesulitan menentukan titik evakuasi. Lalu, seperti apa evakuasi yang dilakukan? Simak inilah selengkapnya.
1. Pesawat dinyatakan hancur dan terbakar
Pencarian yang sempat dilakukan oleh Basarnas menemukan fakta bahwa pesawat dengan nomor registrasi PK-SMW tersebut hancur dan terbakar di hutan Yalimo, Papua Pegunungan sesaat lepas landas dari Bandara Elelim menuju Lapangan Terbang Poik.
Baca Juga: Proses Evakuasi Korban Pesawat Sam Air Ditunda karena Cuaca Buruk
Hal ini pun menjadi fokus Basarnas untuk segera mengevakuasi para korban di hari yang sama, yaitu Jumat (23/06/2023). Namun sayangnya, kondisi alam yang terjal membuat Basarnas dan pihak berwajib lain kesulitan melakukan evakuasi.
2. Kemiringan titik pesawat jatuh capai 70 derajat
Kendala yang dialami tim Basarnas untuk mengevakuasi para korban ini sangat beragam. Medan yang terjal di tengah hutan dengan kemiringan sampai 70 derajat ini menyulitkan petugas untuk menentukan titik turunnya mereka untuk mengevakuasi.
Tak hanya itu, kondisi geografis dimana banyak sekali pohon-pohon dan tidak adanya jalur perjalanan pendakian membuat tim Basarnas tak kunjung berhasil mencapai lokasi jatuhnya SAM Air.
3. Cuaca tak mendukung
Baca Juga: Terkendala Cuaca, Evakuasi Pesawat Sam Air Dilanjutkan Minggu Pagi
Selain itu, cuaca selama proses evakuasi pun tak mendukung. Hujan disertai petir membuat jarak pandang para petugas terbatas. Mereka yang mencoba mencapai lokasi jatuhnya pesawat hanya sanggup berjalan sepanjang 1 kilometer karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Helikopter yang berusaha dikerahkan ke lokasi pesawat pun tak bisa mencapai lokasi karena kondisi sekitar hutan terlalu berkabut.
4. Kondisi korban belum bisa dipastikan
Hingga hari ini, Senin (26/06/2023) tim evakuasi yang terdiri dari crew Caracal, personel Basarnas dan personel Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU belum bisa memastikan kondisi korban kecelakaan pesawat ini.
Namun, skenario evakuasi para korban sudah disiapkan Kepala Seksi Operasi dan Siaga SAR Jayapura Marinus Ohoirat yang menjelaskan proses identifikasi korban nantinya akan dilakukan di Jayapura, Papua.
5. Turunkan lebih banyak personel untuk tebang pohon
Proses evakuasi yang direncanakan akan dilaksanakan hari ini membuat pihak Basarnas akan menurunkan lebih banyak personel untuk menebang pohon di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.
"Menurut rencana besok (Senin) akan ditambahkan 6 personel lagi ke lokasi guna membantu proses evakuasi, akan dilengkapi alat penebang pohon," ujar Marinus Ohoirat.
Kontributor : Dea Nabila