Perjalanan Hidup Panji Gumilang, dari Jualan Beras hingga Pimpin Ponpes Al Zaytun

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 25 Juni 2023 | 14:34 WIB
Perjalanan Hidup Panji Gumilang, dari Jualan Beras hingga Pimpin Ponpes Al Zaytun
Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. (Dok. Al Zaytun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang, belakangan menjadi sorotan masyarakat dan media. Hal itu tak terlepas dari berbagai kontroversi yang ia sampaikan dalam tausiahnya. Lalu, dari ajaran-ajaran di ponpesnya yang dianggap beraliran sesat.

Ponpes Al Zaytun dituding sebagai kedok rencana terbentuknya Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen 9 yang diimami Panji Gumilang. Hal ini berasal dari pernyataan sejumlah pengurus NII KW 9. Lantas, bagaimana kisah perjalanan hidup pimpinan pondok pesantren tersebut? 

Perjalanan Hidup Panji GumilangSebelum berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panji Gumilang memulai pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (SR). Setelah lulus, ia kemudian melanjutkan studi di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). 

Kisah hidup Panji Gumilang selanjutnya ini disampaikan sosok pendiri asli Yayasan Pendidikan Indonesia, yang menaungi Ponpes Al Zaytun, Imam Supriyanto. Melalui kanal YouTube tvOneNews pada Kamis (22/6/2023), ia menceritakan awal pembangunan Al Zaytun. 

Baca Juga: Ridwan Kamil Serahkan Laporan Tim Investigasi Ponpes Al Zaytun ke Menko Polhukam

Awalnya, ia berkeinginan untuk mendirikan pondok pesantren. Imam bersama rekannya, Sarwani, kemudian bekerja sama membangun Ponpes Al Zaytun. Ia juga sempat bertemu dengan Panji Gumilang yang saat itu berprofesi sebagai pedagang beras.

Panji Gumilang dikatakannya membawa beras dagangannya ke Jakarta. Usai mengenal Panji, Imam pun tertarik menawarkan kerja sama untuk mendirikan ponpes. Sebab, ia berpikir Panji bisa diajak untuk mengembangkan pesantren. Hal ini kemudian disetujui oleh Panji.

"Panji Gumilang itu dulu teman usaha dagang beras, beliau juga dagang beras dibawa ke Jakarta, saya kan di Subang dulu beli beras. Dari interaksi itu saya pikir ini sosok bisa diajak untuk mengembangkan pesantren kita ini," kata Imam dalam tayangan itu.

Tak berselang lama, Al Zaytun berdiri dengan struktur organisasi yang sudah jelas. Namun, pada tahun 2005, Sarwani meninggal dunia dan Imam yang mengetahui hal ini, berkonsultasi dengan notaris. Dari situ, Panji Gumilang ditetapkan sebagai pimpinan Ponpes Al Zaytun.

"Akhirnya dibuat susun badan pembina diketuai oleh Panji Gumilang, sekertarisnya Abdul Halim, saya sebagai anggota dan beberapa anggota yang lain sehingga jumlahnya 13 orang," ujar Imam.

Baca Juga: Dugaan Penistaan Agama Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Begini Tanggapan Polri

Lalu, karena penetapan itu, Imam mendadak didepak dari pendiri Al Zaytun dan hanya menyisakan Panji Gumilang. Di sisi lain, Imam mengaku terkejut ketika mengetahui Panji menyebarkan ajaran sesat. Sebab, dulu, ponpes tersebut mengajarkan hal-hal yang sesuai syariat Islam.

Adapun ajaran-ajaran yang dianggap menentang itu antara lain, menggabungkan shaf laki-laki dan perempuan, memperbolehkan agama lain hadir di tengah shaf, mengganti kalimat syahadat, menyanyikan salam Yahudi, hingga mengizinkan pelaksanaan haji bukan di Mekkah, melainkan Indramayu.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI