Suara.com - Perayaan puncak Bulan Bung Karno (BBK) yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta pada Sabtu (24/6/2023) dihadiri ratusan ribu kader partai banteng moncong putih.
Dalam agenda besar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut, bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo membacakan naskah "Dedication of Life" yang dibuat Presiden Pertama Soekarno pada 10 September 1966.
Pembacaan tersebut sebelumnya juga pernah dilakukan Joko Widodo atau Jokowi saat Rakernas PDIP Tahun 2013, ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Jokowi membacakannya saat menjadi capres yang diusung PDIP.
Dedication of Life merupakan surat atau Wasiat Bung Karno untuk mengajak rakyat melakukan pengabdian kepada Tuhan, Tanah Air, dan Bangsa. Dari atas podium, Ganjar membacakan Dedication of Life penuh khidmat.
Ketika dimulai pembacaan "Dedication of Life" suasana Gelora Bung Karno yang dipenuhi ratusan ribu kader PDIP mendadak hening.
Saat membacakan Dedication of Life, terlihat Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo berdiri di belakang Ganjar Pranowo.
Bagi kader banteng, pembacaan Pidato "Dedication of Life" Bung Karno merupakan hal sakral. Dalam prosesi kepartaian bersamaan dengan menyanyikan Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, dan pembacaan teks Pancasila.
Sebelum membacakan "Dedication of Life", Peringatan Bulan Bung Karno 2023 diawali prosesi Panji- Panji Kebesaran Partai. Dimulai dari apel tujuh ribu Pasukan Satgas Cakra Buana dan penampilan marching band.
Baca Juga: Seperti Jokowi di 2013, Ganjar Pranowo Bacakan Dedication of Life Bung Karno
Kemudian diikuti prosesi parade paskibraka dengan membawa Bendera Merah Putih dan bendera PDIP. Selanjutnya, ribuan kader serempak menyanyikan hymne dan mars PDI Perjuangan dengan penuh lantang.
Usai menyanyikan himne dan mars PDIP dengan penuh semangat dan gemuruh ribuan kader, tidak berapa lama suasana hening. Semua kader berdisiplin mengikuti prosesi acara kepartaian dengan khidmat.
Berikut teks "Dedication Of Life":
“Saya adalah manusia biasa. Saya des tidak sempurna. Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa.
Itulah "dedication of life"-ku
Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa jiwa pengabdian ini saja bukan apa-apa. Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saja merasakan hidupku bahagia dan manfaat."