Suara.com - Derap langkah 7.000 anggota Satuan Tugas (Satgas) Cakra Buana PDI Perjuangan (PDIP) menghentak Gelora Bung Karno (GBK) saat tampil memeriahkan puncak peringatan Bulan Bung Karno pada Sabtu, (24/6/2023).
Para anggota Satgas Cakra Buana ini berlari dalam barisan yang rapi dan langkah yang kokoh, memasuki Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) sebelum acara resmi dibuka oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof. Dr(HC) Megawati Soekarnoputri.
Dari 7.000 pasukan Satgas Cakra Buana PDIP itu, dibagi menjadi dua masing-masing pasukan inti sebanyak 5000 orang tampil di tengah lapangan. Sedangkan 2.000 pasukan sisanya bertugas menjaga keamanan di luar dan di dalam stadion.
Dengan drap langkah yang kokoh, 5.000 rombongan di kelompok pertama membawa bendera berkelir merah PDI Perjuangan, disusul dengan barisan kedua membawa bendera sangsaka merah putih, dan kemudian berbaris di posisi tengah.
Setelah Satgas pembawa bendera masuk, kemudian disusul pasukan cepat lainnya yang mengenakan baret merah dan topi caping merah berlari memasuki lapangan stadion.
Seluruh anggota Satgas Cakra Buana ini mengenakan pakaian hitam dan baret serta topi caping warna merah. Semua tegap berbaris rapi.
Gerakan penuh disiplin ini pun memasuki stadion dalam satu komando Satgas Cakra Buana ini sejalan dengan visi dari Satgas Cakra Buana sebagai tulang, otot, dan mata PDI Perjuangan.
Saat tiba di dalam stadion dan sudah berbaris rapi, komandan Satgas Cakra Buana kemudian menyampaikan salam Pancasila, yang kemudian dijawab dengan lantas dan kompak "Salam Pancasila, merdeka, merdeka, merdeka!"
Setelah itu, komandan memastikan kesiapan seluruh pasukan Satgas Cakra Buana dengan menanyakan "Cakra Buana Apa Tugasmu?"
Pertanyaan itu lantas dijawab dengan sangat kompak dan bersemangat oleh selurih anggota Satgas: "Bela Negara, Bela Negara, Bela Negara!"
Selamat Pagi? Kemudian dijawab: "Pagi, pagi, pagi! Luar biasa"
Komandan Satgas pun memanggil dengan yel yel keras" Yoo Yoo Yoo" yang kemudian diikuti seluruh anggota satgas sambil menghentakkan kaki dengan keras ke matras yang menjadi alas lapangan stadion GBK.
Suasana lebih mengharukan terlihat saat komandan bertanya para pasukan.
"Satgas Cakra Buana, adakah PDI Perjuangan Dihatimu?" Para pasukan pun menjawab "ada, ada, ada" sambil menepuk dada dengan dua tangannya.
Sejurus kemudian, komandan satgas bertanya lagi: "Adakah semangat Bung Karno di Dadaku?"
Lalu dijawab: "ada, ada ada."
"Mana Dia? tanya komandan. "Ini dia, Ini dia," ucap pasukan sambil menepukkan dada yang mengeluarkan suara hentakan yang kuat.
Komandan lantas kembali bertanya, Cakra Buana Apa Tugasmu? Dijawab Bela Negara. Cakra Buana Bangkitlah, PDI Perjuangan Bangkitlah. merdeka-merdeka, Merdeka, Pancasila!
Satgas tersebut semakin bersemangat ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, bersama Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin masuk ke dalam stadion GBK untuk mengikuti acara.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, apa yang ditampilkan Satgas Cakra Buana di Puncak Bulan Bung Karno ini menunjukan satu kesatuan rampak barisan yang berdisiplin, dan partai yang terpimpin dengan baris berbaris yang solid.
"Sehingga (Satgas Cakra Buana) mencerminkan bahwa PDIP adalah partai pelopor dengan memiliki kesadaran sanga tinggi terhadap acara-acara yang sangat penting, seperti konsolidasi partai dalam rangka bulan Bung Karno ini," papar Hasto.
Hasto juga menyebut Satgas Cakra Buana serta seluruh elemen partai yang ikut memeriahkan Bulan Bung Karno ini menunjukkan suatu soliditas yang bergerak di awah kepemimpinan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Adapun Komandan Satgas Nasional Cakra Buana PDIP Komarudin Watubun menyebut Satgas Cakra Buana ini membuktikan sebagai simbol tulang, otot, dan mata Partai dalam menegakkan disiplin dan taat pada komando.
“Dia (Satgas Cakra Buana) menjadi terdepan untuk menunjukkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang tertib dan disiplin,” ungkap Komarudin.
Pasukan Satgas Cakra Buana sendiri dibentuk melalui sejumlah tahapa , sama halnya ketika negara Republik Indonesia membentuk pasukan TNI.
“Satgas ini sejarahnya seperti TNI, mulai berproses dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Badan Keamanan Rakyat (BKR), baru setelah masuk jadi TNI, baru ditertibkan, dirapikan,” jelas Komarudin.