Kerap Nyeleneh, Panji Gumilang Diduga Idap Sindrom Megalomania, Apa Itu?

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 24 Juni 2023 | 11:36 WIB
Kerap Nyeleneh, Panji Gumilang Diduga Idap Sindrom Megalomania, Apa Itu?
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun beberapa kali mengungkap pernyataan kontroversial. (Dok. Ponpes Al Zaytun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panji Gumilang pimpinan pondok pesantren atau Ponpes Al Zaytun diduga mengidap sindrom megalomania yang membuatnya kerap melontarkan pernyataan kontroversial dalam ceramah.

Gara-gara sindrom itu, Panji jadi percaya diri menyampaikan gagasan-gagasan di luar syariat Islam dengan maksud dianggap sosok hebat oleh santri dan pengikutnya.

Belakangan ini ponpes Al Zaytun memang jadi perbincangan publik karena diduga mengajarkan pendidikan yang menyimpang dan sesat. Lantas apa itu sindrom megalomania? Simak penjelasan berikut ini.

Panji Gumilang Idap Sindrom Megalomania?

Baca Juga: Teka-Teki Pak Kumis dan 3 Elite Bekingan Ponpes Al Zaytun, Siapa Sebenarnya?

Sunan Gunung Djati Uwes Fatoni, pakar Komunikasi Islam Universitas Islam Negeri (UIN), adalah sosok yang menyebut Panji Gumilang mengidap sindrom megalomania.

Apalagi posisi Panji Gumilang di Al Zaytun membuatnya semakin kokoh dan seluruh pernyataannya tak bisa dibantah oleh para santri. Tapi saat pernyataan Panji Gumilang itu muncul di media sosial, barulah timbul keresahan di masyarakat.

"Sepertinya Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa diri sendiri besar sehingga memberi gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan pemikirannya hebat," kata Uwes pada Jumat (23/6/2023). 

Apa Itu Sindrom Megalomania?

Sindrom megalomania merupakan sebuah keyakinan dalam diri seseorang bahwa dia memiliki kebesaran, keagungan, atau kekuasaan. Tdak hanya ditunjukkan dengan sikap sombong, keyakinan itu juga bagian dari gangguan jiwa.

Baca Juga: Fakta Panji Gumilang Diperiksa: Nyeletuk Shalom Aleichem, Dicecar, Bungkam

Kondisi itu membuat pengidap megalomania merasa yakin bahwa dia memiliki kekuasaan, kekayaan, kecerdasan, hingga bakat luar biasa.

Selain itu, pendapat atau masukan yang dikatakan seseorang dengan megalomania mengenai dirinya kerap tidak masuk akal. Padahal keyakinan dirinya yang dibesar-besarkan umumnya adalah delusi. 

Penyebab  Sindrom Megalomania

Belum diketahui secara pasti penyebab seseorang bisa mengidap sindrom megalomania atau disebut gangguan jiwa delusi keagungan. Walau begitu ada beberapa faktor yang diyakini sebagai pemicu terjadinya megalomania antara lain:

  • Stres
  • Penggunaan obat terlarang
  • Ketidakseimbangan senyawa kimia di otak
  • Tidak bersosialisasi dengan orang lain

Gejala Sindrom Megalomania

Penderita sindrom megalomania sulit untuk diidentifikasi karena orang yang mengidapnya percaya bahwa delusi tentang dirinya sendiri adalah benar. Walau begitu ada beberapa gejala megalomania yang kerap muncul menurut Medical News Today antara lain:

  • Menganggap diri sendiri selalu benar
  • Selalu berusaha untuk membuat orang lain percaya kepada dirinya
  • Punya kecenderungan menghindar bahkan marah ketika anggapan orang lain berbeda dengan dirinya
  • Menganggap diri sendiri hebat meski sudah terdapat fakta-fakta yang membuktikan sebaliknya
  • Sulit akrab dengan orang lain
  • Mengalami gangguan delusi yang lainnya

Gejala megalomania memang sedikit sulit untuk dikenali kecuali mengidap jenis gangguan mental lainnya. Orang-orang yang mengalami gangguan megalomania biasanya juga tak terlalu peduli dengan keadaan sekitar sehingga terkesan seperti menarik diri dari kehidupan sosial.

Tindakan pencegahan sangat direkomendasikan setelah mengenal apa itu sindrom megalomania, penyebab serta gejalanya. Namun ketika masalah kesehatan mental ini tak bisa ditangani dengan baik, dapat memicu gangguan delusi lainnya seperti kepribadian ganda atau bipolar serta skizofrenia.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI