'Misi Bunuh Diri', 5 Fakta Kapal Selam Titanic Meledak: Ini Kronologi Semua Penumpang Tewas

Ruth Meliana Suara.Com
Jum'at, 23 Juni 2023 | 13:47 WIB
'Misi Bunuh Diri', 5 Fakta Kapal Selam Titanic Meledak: Ini Kronologi Semua Penumpang Tewas
Kapal selam 'Titan' yang hilang dalam misi perjalanan ke bangkai Titanic. [Dok. OceanGate]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapal selam Titan yang membawa lima awak ke reruntuhan Titanic dipastikan meledak. Puing-puing mulai ditemukan tim penyelamat sekitar 1.600 kaki atau 488 meter dari perairan Atlantik Utara pada Kamis (22/6/2023), atau 4 hari sejak kapal milik OceanGate bernama Titan itu dinyatakan hilang kontak.

Harapan yang tersisa untuk menemukan lima orang itu hidup-hidup pun hilang, ketika pasokan oksigen 96 jam Titan diperkirakan habis setelah peluncuran pada Minggu (18/6/2023).

Sementara itu, pihak US Coast Guard, Laksamana Muda John Mauger menyatakan telah terjadi ledakan yang benar-benar dahsyat. Berikut kelima faktanya tentang kapal selam yang meledak.

Ditemukan Puing-puing Kapal

Baca Juga: Seperti Kamikaze! Ternyata Begini Rasanya Ikut Ekspedisi Kapal Selam Wisata Titanic

Laksamana Muda John Mauger mengatakan jika puing-puing kapal selam tersebut ditemukan 200 meter lebih dari bangkai Titanic. Penemuan ini berlangsung setelah para ahli memprediksi persediaan oksigen dalam kapal sudah habis.

Lokasi penemuan puing disebut sesuai dengan titik terakhir kapal milik OceanGate itu hilang kontak.

Direktur Operasi Pemulihan dan Rekayasa Laut Angkatan Laut AS, Paul Hankins mengatakan, tim pencarian berhasil menemukan lima potongan besar puing-puing yang diidentifikasi sebagai bagian kapal selam Titan.

Puing pertama yang ditemukan, kata Hankins, merupakan moncong depan yang berada di luar lambung kapal. Mereka juga menemukan puing-puing besar yang diduga merupakan bagian belakang lambung kapal selam Titan.

Sementara itu, puing-puing kedua yang ditemukan, berukuran lebih kecil dan berada di dalam puing-puing pertama dengan sedikit tekanan. Hankins menyebut, pencarian badan kapal selam Titan masih akan terus dilakukan.

Baca Juga: Heboh! The Simpsons Prediksi Tenggelamnya Kapal Wisata Titanic sejak 2016, Berikut Fakta Sebenarnya...

Lima Penumpang Dinyatakan Tewas

OceanGate dalam pernyataannya di media sosial, mengatakan bahwa kelima orang di kapal tersebut hilang. Mereka adalah sang CEO perusahaan itu sendiri, Stockton Rush, pengusaha Inggris-Pakistan, Shahzada Dawood dan putranya Suleman Dawood, pebisnis asal Inggris Hamish Harding, serta mantan Angkatan Laut Amerika, Paul-Henri Nargeolet.

Perusahaan tersebut kemudian mengatakan bahwa para korban adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat untuk berpetualang di berbagai lautan.

Dalam pernyataannya itu, mereka juga menyampaikan bela sungkawa karena ledakan yang dikonfirmasi pasti membuat semua penumpang kapal selam Titan meninggal dunia.

"Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan berbeda, dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan. Kami berduka atas hilangnya nyawa dan kegembiraan yang mereka bawa ke semua orang yang mereka kenal," tulis OceanGate melalui akun Instagram @oceangateexped, dikutip Jumat (23/6/2023).

Terkait insiden tragis ini, OceanGate yang membuka perjalanan ke bangkai Titanic sejak 2021 akan tutup sementara tanpa batas waktu. Hal tersebut disampaikan oleh pihak Pelabuhan Everett, yang merupakan rumah bagi perusahaan dengan jarak sekitar 30 mil atau 50 kilometer sebelah utara dari pusat kota Seattle, pada Kamis (22/6/2023).

Suara Dentuman Terdengar Sejak Selasa

Angkatan Laut mendeteksi ledakan terjadi pada awal kapal itu hilang kontak melalui sistem akustiknya. Suara dentuman di bawah air terdengar pada Selasa dan Rabu, di mana itu awalnya memberi harapan untuk kemungkinan penyelamatan karena terdengar seperti sinyal.

Dengan area pencarian yang mencakup ribuan mil, tim penyelamat sepanjang misi pencarian membawa kapal, pesawat, dan peralatan canggih lainnya ke lokasi hilangnya kapal selam.

Publik semakin panik dengan sisa oksigen yang akan habis dalam waktu beberapa jam kedepan pada Kamis kemarin. Mereka berharap seluruh penumpang bisa selamat.

Misi Bunuh Diri

Pada tahun 2021 dan 2022, setidaknya 46 orang berhasil melakukan perjalanan dengan kapal selam OceanGate ke bangkai Titanic. Surat izin telah diajukan perusahaan ke Pengadilan Distrik AS di Norfolk, Virginia agar diawasi dari masalah, seperti kapal karam.

Namun, pertanyaan tentang keselamatan kapal selam diajukan oleh mantan penumpang. Salah satu pelanggan pertama perusahaan bahkan menyamakan penyelaman yang ia lakukan ke lokasi tersebut sekitar dua tahun lalu itu dengan misi bunuh diri.

Ia menjelaskan soal kapal berbahan logam yang panjangnya hanya beberapa meter dengan lantai seadanya, sehingga membuat penumpang menjadi kesulitan untuk berdiri atau berlutut. 

“Bayangkan sebuah tabung logam sepanjang beberapa meter dengan selembar logam untuk lantai. Anda tidak bisa berdiri. Anda tidak bisa berlutut. Setiap orang duduk berdekatan atau di atas satu sama lain,” ujar Arthur Loibl, selaku pensiunan pengusaha dan petualang dari Jerman. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa selama dua setengah jam turun dan naik, lampu kapal dimatikan untuk menghemat energi. Adapun satu-satunya penerangan berasal dari tongkat pendar neon.

Penyelaman sempat berulang kali ditunda untuk memperbaiki masalah pada baterai dan bobot penyeimbang. Jadi, perjalanan memakan waktu lebih dari 10 jam.

Kronologi Kapal Selam Bisa Meledak

Terkait kronologi, Titan diduga bisa meledak usai berada dalam tekanan air yang besar. Tekanan di kedalaman 12.500 dapat mencapai 400 kali lebih besar daripada di permukaan laut.

Lalu, kapal selam OceanGate itu akan menyelam hingga 3.800 meter untuk sampai pada bangkai Titanic, di mana kedalamannya bisa 380 kali lebih besar. Belum lagi, kapal selam Titanic itu juga sempat mengalami cacat di bagian lambung.

Di mana menurut seorang ahli, setiap kerusakan di bagian tersebut bisa mengakibatkan kebocoran yang membuat kapal meledak di bawah tekanan yang ekstrem. Dengan begitu, penumpang yang berada di dalamnya juga dapat bernasib sama seperti kapal.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI