Ulang Tahun Jakarta 22 Juni, Sejarahnya dari Sunda Kelapa hingga HUT ke-496

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 21 Juni 2023 | 17:14 WIB
Ulang Tahun Jakarta 22 Juni, Sejarahnya dari Sunda Kelapa hingga HUT ke-496
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di salah satu kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (10/2). - Sejarah Ulang Tahun Jakarta 22 Juni, dari Sunda Kelapa hingga HUT ke-496
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jakarta berulang tahun yang ke-496 pada 22 Juni 2023. Umur ibukota yang nyaris 5 abad tentu memiliki sejarah panjang. Bagaimana sejarah ulang tahun Jakarta ditetapkan?

Mengapa pula tanggal 22 Juni dijadikan HUT Jakarta? Mari kita beda sejarahnya dalam momen ulang tahun Jakarta ke-496.

Jakarta berawal dari sebuah pelabuhan kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun yang lalu. Namun pada awalnya, Jakarta dikenal dengan nama Sunda Kelapa.

Sunda Kelapa

Baca Juga: Catat! Seluruh Transportasi Publik Bakal Gratis Saat HUT DKI Jakarta Besok

Dikutip dari situs jakarta.go.id, sejarah Jakarta dicatat oleh para penjelajah Eropa pada abad ke-16. Pada masa itu, Jakarta dikenal dengan nama Kalapa, yang merupakan pelabuhan utama Kerajaan Sunda.

Pada tanggal 22 Juni 1527, Pangeran Fatahillah menyerang Kalapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta. Tanggal tersebut dipilih sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta.

Suasana di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (22/5/2021). [Suara.com/Dian Latifah]
Suasana di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (22/5/2021). [Suara.com/Dian Latifah]

Batavia

Pada abad ke-17, VOC Belanda tiba di Jayakarta dan menggantinya dengan nama Batavia, yang diambil dari nama nenek moyang mereka, Batavieren.

Batavia memiliki kondisi geografis yang mirip dengan Belanda, sehingga pemerintah kolonial Belanda membangun kanal-kanal sebagai langkah perlindungan dari banjir.

Baca Juga: 40 Ucapan Ulang Tahun Jakarta ke-496 Lucu, Upload Jadi Status WA, IG dan Facebook

Pusat administrasi pemerintah kolonial Belanda juga dipindahkan ke daratan yang lebih tinggi dan diberi nama Weltevreden.

Jakarta

Batavia menjadi pusat gerakan nasional pada awal abad ke-20, terutama ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Pemuda Kedua pada tahun 1928.

Selama Pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II antara tahun 1942 hingga 1945, Batavia berganti nama menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan pada masa awal kemerdekaan. Pada tahun 1966, secara resmi Jakarta ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara.

Garis Waktu Sejarah Jakarta

  • Abad ke-14: Disebut sebagai Sunda Kalapa, merupakan pusat pelabuhan Kerajaan Padjadjaran.
  • 22 Juni 1527: Serangan Pangeran Fatahillah terhadap Sunda Kalapa dan perubahan nama menjadi Jayakarta.
  • 4 Maret 1621: Pendirian pemerintahan kolonial Belanda dan penamaannya menjadi Stad Batavia.
  • 1 April 1905: Nama kota diubah menjadi Gemeente Batavia oleh pemerintah kolonial Belanda.
  • 8 Januari 1935: Perubahan nama menjadi Stad Gemeente Batavia oleh pemerintah kolonial Belanda.
  • 8 Agustus 1942: Pasukan Jepang tiba dan merubah nama menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.
  • September 1945: Jakarta menjadi pusat politik dan pemerintahan Indonesia dengan nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
  • 28 Maret 1950: Nama Jakarta berubah menjadi Praj'a Jakarta oleh pemerintah Republik Indonesia.
  • 22 Juni 1956: Nama kota dipulihkan menjadi Jakarta oleh Wali Kota Jakarta.
  • 18 Januari 1958: Jakarta menjadi daerah otonom dengan nama Kotamadya Djakarta Raya di bawah Provinsi Jawa Barat.
  • 1959: Jakarta berubah status menjadi Daerah Tingkat Satu (Provinsi) yang dipimpin oleh Gubernur.
  • 1961: Status Jakarta dari Daerah Tingkat Satu diubah menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).
  • 31 Agustus 1964: Jakarta resmi menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.
  • 31 Agustus 1999: Status Jakarta diperbarui menjadi pemerintah provinsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor
  • 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dengan status otonomi yang memiliki kota administrasi.
  • 30 Juli 2007: Melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta mengubah namanya menjadi DKI Jakarta serta mengukuhkan statusnya sebagai daerah otonomi khusus ibukota.

Pendapat Sejarawan

Sejarawan JJ Rizal dalam diskusi di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]
Sejarawan JJ Rizal dalam diskusi di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

Menurut sejarawan JJ Rizal, penetapan hari ulang tahun Jakarta setiap tanggal 22 Juni ini lebih banyak muatan politis dibanding histori. Ia mengatakan bahwa tanggal 22 Juni sebenarnya ditetapkan Sukanto berdasarkan perhitungan cara Jawa.

JJ Rizal mengungkapkan hal ini dalam diskusi di Setu Babakan Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022) lalu.

Penetapan tanggal ulang tahun Jakarta 22 Juni 1527 digagas oleh Wali Kota DKI Jakarta periode 1958–1960, Sudiro. Hal ini, berdasarkan hasil penelitian Mohammad Yamin, Dr. Sukamto, dan Sudarjo Tjokrosiswoyo. Hasil penelitian mereka dibukukan dalam naskah berjudul "Dari Jayakarta ke Jakarta".

Kata Rizal, tahun 1527 dipilih Sukanto sebagai ulang tahun Jakarta, lantaran di tahun tersebut Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Jakarta.

"Mau kolonialisme bagaimana posisinya secara historis, mereka gak peduli. Yang ia kedepankan ialah semangat nasionalisme. Nasionalisme itulah yang menggiring Sukanto tahun 1527 ketika Fathahillah berhasil mengusir orang Portugis,” ujar Rizal.

Kemudian, kata Rizal, tanggal dan bulan ditetapkan Sukanto berdasarkan perhitungan cara Jawa. Perhitungan itu dilakukan lantaran Fatahillah merupakan utusan Kerajaan Demak.

HUT Jakarta ke-496

Terlepas dari pendapat sejarawan ini, Jakarta telah melalui sejarah yang panjang dan kekinian merayakan ulang tahun ke-496. Tahun ini, ulang tahun Jakarta mengusung tema “Jadi Karya untuk Nusantara”.

Dalam rangka HUT Jakarta ke-496 ini ada berbagai event menarik yang bisa diikuti masyarakat, diantaranya:

  • Festival Jakarta Great Sale (21 Mei–21 Juli 2023)
  • Kegiatan Literasi (22 Mei–22 Juni 2023
  • Semasa Piknik (2–4 Juni 2023)
  • Uji Emisi Akbar (5 Juni 2023)
  • Pekan Raya Jakarta / Jakarta Fair (14 Juni–16 Juli 2023)
  • Jakreatifest (16 Juni–3 Juli 2023)
  • Indonesia Comic Con Pop Asia (23–25 Juni 2023)

Sekian penjelasan tentang sejarah ulang tahun Jakarta pada 22 Juni dari yang awalnya bernama Sunda Kelapa hingga merayakan HUT ke-496.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI