Sudah Berdiri 24 Tahun, Kenapa Ajaran Sesat Ponpes Al Zaytun Baru Ketahuan Sekarang?

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 20 Juni 2023 | 10:45 WIB
Sudah Berdiri 24 Tahun, Kenapa Ajaran Sesat Ponpes Al Zaytun Baru Ketahuan Sekarang?
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu. [Dok. Al Zaytun]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kontroversi ajaran di pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Brarat tengah viral karena dinilai menyesatkan. Bahkan beberapa pihak mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) merespons dugaan ajaran sesat di pesantren Panji Gumilang tersebut.

Sederet kontroversi Ponpes Al Zaytun yang sudah berdiri sejak tahun 1999 itu antara lain saf jemaah perempuan dan laki-laki bercampur, menyanyikan Havenu Shalom Alachem, cara salat yang berjarak hingga penyimpangan dalam penafsiran Al Quran.

Lantas sudah berdiri 24 tahun, kenapa ajaran sesat ponpes Al Zaytun baru viral sekarang? Simak penjelasan berikut ini.

Pengakuan Alumni: Dulu Tak Ada Ajaran Sesat

Baca Juga: Ridwan Kamil Peringatkan Ponpes Al Zaytun Indramayu Kooperatif: Ada Konsekuensi Hukum!

Salah satu alumni Al Zaytun, Mukhlis (30) turut buka suara soal kabar viralnya ponpes tempatnya menimba ilmu diduga mengajarkan pendidikan sesat. Dia mengaku saat mengikuti pendidikan di Al Zaytun, tak mengalami persoalan apapun terkait ajaran. 

"Ya menyayangkan juga karena selama ini ketika kita di sana tidak ada persoalan apa-apa," ujar Mukhlis pada Sabtu (17/6/2023).

Mukhlis menceritakan pengalamannya belajar di Al Zaytun sejak tahun 2004 yang disebutnya tak ada pendidikan atau ajaran menyimpang. Bahkan sampai dia lulus Madrasah Aliyah di tahun 2010, tak ada ajaran atau perbedaan cara ibadah yang mencolok.

Namun Mukhlis mengingat ada satu perbedaan ketika pelaksanaan salat Jumat, yakni santri perempuan juga diharuskan untuk ikut.

"Mungkin yang paling mencolok salat Jumat aja sih. Kalau di Al-Zaytun, perempuan juga diharuskan, bukan diwajibkan," ungkapnya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Bentuk Tim Investigasi, Ridwan Kamil: Pihak Pesantren Al Zaytun Kooperatif dan Jawab Seluas Luasnya

Mukhlis mengatakan bahwa tata cara salat pun berjalan seperti umumnya yakni perempuan berada di shaf belakang jamaah laki-laki dan tidak berjarak seperti yang kini viral.

"Makanya aku kaget yang kemarin ramai di masjid shaf-nya sampai selebar itu. Sebenarnya dulu gak pernah sampai kayak gitu untuk salat biasa normal, shaf rapat," jelasnya.

Sementara itu dalam sistem pendidikan formal yang diajarkan ketika itu mengikuti anjuran dari Kemenag. Menurut Mukhlis, kurikulum atau pendidikan yang diterapkan juga sama seperti sekolah di bawah naungan Kemenag pada umumnya, mulai dari pelajaran kitab kuning, fikih dan lainnya.

"Gak ada perbedaan mencolok, kalau perbedaan pasti ada karena setiap pondok pesantren kan beda-beda, tergantung madzhab masing-masing, ada yang ke NU, Muhammadiyah. Secara sistem tidak kelihatan menyimpang tapi mungkin hal-hal lainnya di luar sistem pendidikan, mungkin bisa jadi ada penyimpangannya di sana," ungkapnya.

Baru Viral Buntut Keresahan Masyarakat

Ajaran pendidikan Al Zaytun yang diduga menyesatkan rupanya membuat masyarakat jadi resah. Terbaru ratusan massa dari Forum Indramayu melakukan aksi demo di ponpes Al Zaytun pada Kamis (15/6/2023) kemarin. 

Dalam aksi tersebut massa menuntut banyak hal, salah satunya soal dugaan ajaran sesat di Ponpes Al Zaytun. Beberapa kontroversi Al Zaytun di antaranya seperti saf salat wanita dan pria bercampur, perempuan jadi khatib salat Jumat, praktik azan yang berbeda dan menghadap ke jemaah, dituduh terlibat gerakan Negara Islam Indonesia (NII) hingga tebus dosa zina dengan uang.

Dugaan ajaran sesat itu memang belakangan ini viral dan tengah jadi perhatian. Hal itu tampaknya berasal dari keresahan masyarakat terkait ajaran pendidikan ponpes Al Zaytun yang dikhawatirkan dapat membuat para santri dan santriwati jadi tersesat.

Gara-gara ajaran sesat itu, semua santri sempat berbondong-bondong pamit pulang dan meninggalkan ponpes Al Zaytun. Panji Gumilang bahkan khawatir karena para santrinya berpamitan. 

Dalam video viral, Panji Gumilang mengaku khawatir ketika berpidato di depan santri dan santriwati. Dia mengatakan pasa wali santri agar tidak terpengaruh oleh berita-berita miring di luar sana.

Selain itu Panji Gumilang memastikan tuduhan-tuduhan yang selama ini beredar di masyarakat soal ponpes Al Zaytun tidak benar. Dia juga minta pada kalangan yang menuduh Al Zaytun sebagai pusat terorisme supaya diberikan bukti. 

Pasalnya menurut Panji Gumilang jika memang terbukti ponpes Al Zaytun jadu sarang teroris, maka pemerintah pasti sudah mengutus tim Densus 88 untuk melakukan penyergapan di pondok pesantren miliknya itu. Dia pun tampaknya adem ayem dan membiarkan asumsi masyarakat yang beredar. 

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI