Adapun Panji Gumilang adalah salah satu sosok yang aktif dalam pendirian ponpes ini. Panji sempat berkelana ke sana kemari untuk mencari lahan yang cocok untuk didirikan ponpes namun kerap tak berjodoh.
Akhirnya, Panji menemukan lahan yang cocok di desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.
Panji membeli tanah tersebut dengan harga relatif murah lantaran tanahnya kurang subur untuk bertani. Uang untuk membeli tanah itu didapati dari gaji Panji dan wakaf dari 60 temannya.
Bikin kontroversi hingga didemo umat Islam
Selama ponpes ini berdiri, Al Zaytun kerap memupuk kontroversi publik dari barisan salat yang mencampuradukan laki-laki dengan perempuan, menebus dosa zina dengan uang, hingga dugaan adanya kekerasan seksual terhadap santriwati.
Amarah umat Islam akhirnya memuncak dan massa aksi mendemo Al Zaytun pada Kamis (15/6/2023).
Sosok pendiri NII Crisis Center atau Pusat Rehabilitasi Korban NII, Ken Setiawan juga turut hadir sebagai massa aksi yang mengepung Al Zaytun.
Mereka menuntut ponpes tersebut ditindak oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama .
Tak cukup di situ, Ken dan para massa aksi menuntut agar kasus dugaan kekerasan seksual di Al Zaytun dituntaskan secara serius oleh para petinggi ponpes.
Kontributor : Armand Ilham