Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno merespons adanya peluang besar dari pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2024 sebagaimana yang ada di beberapa hasil survei.
Menurut Sandiaga penentu pemilu ke depan adalah pilihan daripada rakyat, suara rakyat. Tetapi ia tidak memungkiri peluang tersebut kemungkinan memang ada.
"Kans tentunya ada. Namun semua sudah ada yang menentukan dan di garis tangan yang menentukan yang di atas (Allah SWT). Intinya kita harus berjuang dan memberikan kontribusi yang terbaik bagi bangsa,” kata Sandiaga melalui keterangannya di Kawasan Kuta, Bali, Minggu (18/6/2023).
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Nasional PPP ini mengatakan survei terkait peluang menang pasangan Ganjar-Sandiaga akan menjadi alat ukur yang bisa digunakan untuk menganalisis dan mempertimbangkan dari segi penentuan pilihan.
Baca Juga: Fahri Hamzah Sentil Pertemuan Elite Parpol 'Kepagian' Jelang Pilpres 2024: Drama!
“Namun saya akan tetap memfokuskan kepemimpinan di bidang ekonomi dan saya akan terus berada di tengah masyarakat agar bisa menangkap aspirasi dan menghadirkan solusi lapangan kerja yang tercipta harga bahan-bahan pokok yang terkendali dan terjangkau dan stabilitas ekonomi menuju Indonesia Maju,” tutur Sandiaga.
“Pak Joko Widodo menyampaikannya bentuknya seperti tongkat estafet. Untuk itu kita perlu berlari cepat menangkap tongkat estafet tersebut dan membawa Indonesia maju,” sambungnya.
Ia memandang peluang Indonesia maku itu jangan sampai disia-siakan. Menurutnya Indonesia tidak memiliki waktu banyak untuk memanfaatkan bonus demografi.
“Kita punya ruang yang sempit sekitar 15 tahun untuk mengkonversi bonus demografi kita dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi rakyat itu harus kita prioritaskan,” ujar Sandiaga.
Ganjar Respons Sandiaga Masuk PPP
Baca Juga: Demi Menangkan Prabowo Presiden 2024, Gerindra Malaysia Diminta Kerja Keras
Sandiaga Uno akhirnya diangkat menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Persatuan Pembangunan (Bappilu PPP), setelah resmi diangkat menjadi kader baru partai kakbah itu.
Tak hanya jadi Ketua Bappilu PPP, Sandiaga juga resmi diusung menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo, meski belum mendapat persetujuan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menanggapi hal tersebut, Ganjar kemudian menyebut soal koalisi politik yang dibangun oleh PDIP dan PPP untuk menghadapi Pemilu 2024.
"Ya, karena sudah bekerja sama. Maka, itu menjadi kewajiban (memenangkan Pilpres)," kata Ganjar seperti dikutip Antara di Bali pada Sabtu (17/6/2023).
Ketika berada ditemui di Sanur, kota Denpasar, Bali, usai menghadiri acara konsolidasi PDI Perjuangan Bali yang dipimpin oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ganjar menuturkan kewajiban menang dalam tahun politik 2024 juga diemban oleh mitra koalisi PDIP lainnya seperti Hanura, PPP dan Perindo.
Ia juga mengatakan, ada beberapa partai politik lainnya yang dalam waktu dekat bakal menyampaikan dukungan padanya.
"Waktu itu, PAN sudah datang, tapi belum menyatakan (dukungan)," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, kerja sama politik yang dibangun PDI Perjuangan dan PPP berdasarkan kesepakatan, yang salah satunya, memenangkan Ganjar Pranowo.
Ganjar-Sandiaga Jadi Favorit Anak Muda
Lembaga riset kebijakan politik, The Indonesia Institute (TII) merilis hasil angket pasangan atau duet favorit calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024 versi anak muda.
Hasilnya, capres PDIP Ganjar Pranowo dan cawapres PPP Sandiaga Uno menjadi dua nama yang paling banyak dipilih.
Manajer Riset dan Program TII Arfianto Purbolaksono menyebut pasangan Ganjar-Sandiaga memperoleh suara 27,7 persen dari responden.
Sementara itu, ada dua nama lain yang masuk dalam bursa cawapres Ganjar yakni Menteri BUM Erick Thohir dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Kedua nama tersebut memperoleh suara sama-sama 20,6 persen.
Meski begitu, mayoritas anak muda lebih banyak yang belum menentukan figur yang akan dipilih.
"Yang penting juga untuk digarisbawahi oleh para kandidat calon presiden, angka responden yang belum menentukan pilihan malah cukup besar yaitu 41.82 persen. Sedangkan responden yang menyatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya sebesar 6,67 persen," kata Arfianto dalam keterangannya yang diterima Suara.com pada Sabtu (17/6/2023).
Oleh sebab itu, Arfianto menyimpulkan pemilih dari kalangan muda masih sedikit sakit yang baru menentukan pilihannya. Hal itu menjadi pemantik partai politik untuk lebih gencar lagi mensosialisasikan calon jagoannya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 8-31 Mei 2023 dengan menggunakan metode snowballing yang melibatkan 165 responden anak muda dengan rentang usia 17 hingga 30 tahun atau yang telah menikah.