Suara.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Tempat yang juga dikenal dengan nama Mahad Al Zaytun ini bahkan memiliki bangunan tertinggi ketiga di dunia. Untuk itu, tak heran jika banyak yang penasaran terkait sumber dana mereka.
Apalagi, proses pembangunannya hingga bisa menjadi megah juga termasuk cepat, yakni hanya sekitar 24 tahun. Adapun peresmian ponpes ini dilakukan pada 1999 lalu oleh Presiden B.J. Habibie. Lantas, dari mana sumber dana Al Zaytun?
Menurut sebuah sumber, Pemimpin Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang pernah bekerja di luar negeri. Upah hasil kerjanya ini dikumpulkan untuk membangun pondok pesantren. Ia juga menerima wakaf dari 20 orang temannya.
Baca Juga: Apa Itu Sindrom Megalomania Diduga Diidap Pemimpin Ponpes Al Zaytun?
Sementara itu, seorang mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan baru-baru ini membeberkan sumber dana yang masuk ke Ponpes Al Zaytun. Menurutnya, aliran uang itu berasal dari sumbangan jemaah NII sebanyak Rp14 miliar untuk satu bulan.
Hal serupa juga terdapat dalam hasil penelitian tim MUI pada tahun 2002 yang turut menemukan bahwa sumber dana Al Zaytun berasal dari gerakan NII. Adapun aliran uang ini datang dari mana-mana. Mulai dari dana hijrah hingga penebusan dosa.
Menurut informasi yang beredar, memang ada salah satu aturan Ponpes Al Zaytun yang bisa menghasilkan dana. Yakni, kegiatan penebusan dosa dengan uang oleh jemaah pengikut pondok pesantren yang diketuai oleh Panji Gumilang itu.
Ponpes tersebut bisa menerima saluran dana dari NII karena Panji Gumilang sempat menjadi Presiden atau Imam di sana untuk periode 1418-1423 H. Sementara itu, pusat pemerintahannya ada di Al Zaytun yang juga memiliki 15 kementerian.
Pemerintahan NII yang dipimpin Panji Gumilang bahkan sampai menjalar ke tingkat daerah. Melalui tangan para gubernur NII, ia menggali sumber dana dari donasi masyarakat. Besarannya sendiri dari hasil eksploitasi itu beranekaragam, kisaran Rp50 juta sampai Rp7 miliar per bulan.
Baca Juga: Dugaan Ajaran Sesat di Ponpes Al-Zaytun, Wagub Jabar Bakal Turun Tangan Bersama Ratusan Ulama
Nominal itu bahkan belum termasuk sedekah semen, haraqah qurban dan ramadhan, qirad, hingga tabungan harian. Di sisi lain, Ponpes Al Zaytun menjadi yang terbesar karena memiliki luas sekitar 1.200 hektar mencakup area peternakan, pertanian, hingga bangunan mewah
Sementara itu, nama ponpes itu hingga kini masih menjadi sorotan sejak beberapa bulan lalu. Sebab, mereka beberapa kali menunjukkan hal-hal yang mengarah pada ajaran sesat. Diantaranya, memperbolehkan zina hingga menyanyikan lagu yang dianggap sebagai salam khas kaum Yahudi.
Lagu itu bahkan sempat viral usai video pemimpin ponpes, Panji Gumilang yang menyanyikannya, beredar di media sosial. Atas dasar kontroversi tersebut, Al Zaytun digeruduk massa yang berunjuk rasa beberapa hari lalu. Jajaran pemerintahan dan kiai pun bahkan sampai turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti