Suara.com - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang kini tengah jadi sorotan publik. Terlebih, sosoknya sampai didemo oleh ribuan warga di sekitar Indramayu pada Kamis (15/6/2023).
Demo kepada Panji Gumilang karena dia dituding menyebarkan ajaran yang diduga sesat dan melenceng dari sunnah Islam.
Namun Panji Gumilang tak gentar. Dia dengan berani melihat langsung gerbang utama ponpes yang sudah dipasang barikade oleh polisi. Simak rentetan kontroversi Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang berikut ini.
Ngaku komunis
Setelah didemo ribuan warga, muncul pengakuan Panji Gumilang yang menyebut dirinya seorang komunis. Dia menyebut bahwa ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat menyalip kapitalis Amerika Serikat dan Eropa.
"Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal," kata Panji Gumilang dikutip akun TikTok @inverno.channel.
Sebut Masjid tempat orang putus asa
Dalam salah satu ceramah, Panji Gumilang menyebut bahwa masjid merupakan tempat orang-orang putus asa. Hal itu bermula ketika dia menyinggung soal kotak amal yang kerap beredar di masjid.
Menurut Panji Gumilang, hal itu sangat memalukan karena sampai sekarang masih banyak masjid di Indonesia yang belum memiliki donatur tetap.
Baca Juga: Punya Fasilitas Mewah, Biaya Masuk Ponpes Al Zaytun Indramayu Gunakan Dolar
Oleh karenanya, Panji Gumilang menyatakan bahwa masjid di Indonesia adalah masjid yang dipenuhi orang-orang putus asa. Dia beranggapan "konsep" masjid yang sebenarnya ada di Vatikan.
"Masjid itu adanya di Vatikan sana, di sini (Indonesia) tempat orang-orang putus asa, masjid-masjid itu," ujar Panji Gumilang dikutip dari akun TikTok Hery Patoeng.
Panji Gumilang mengatakan masjid di Indonesia tidak bisa disebut sebagai pusat peradaban karena masih kesulitan untuk mendapat uang dari jemaahnya.
"Hanya duduk, dipaksa ngisi kaleng (kotak amal) keluar, selesai. Ini masjid peranannya, katanya sebagai pusat peradaban, tidak ada, yang ada peradaban pungutan uang," ujarnya.
Nyanyi Lagu Havenu Shalom Alaichem
Lagu Havenu Shalom Aleichem sempat dinyanyikan Panji Gumilang bersama massa Al Zaytun ketika menunggu kedatangan para pengunjuk rasa dari Forum Indramayu Menggugat pada Kamis (15/6/2023) lalu.
Lagu berbahasa Ibrani yang dianggap sebagai salam khas bangsa Yahudi itu dinyanyikan massa Al Zaytun dengan ceria sambil bertepuk tangan.
Lagu itu sering digunakan oleh pemeluk Kristen Orthodox Timur Tengah, khususnya komunitas di kawasan Israel, Palestina, Suriah, Turki, Mesir, Maroko, Rusia, Libanon, hingga Yordania. Walau begitu umat Islam harusnya tidak boleh menyanyikan lagu Havenu Shalom Alaechim.
Pemerhati Agama Semit Etika Noor menerangkan lagu itu diadopsi oleh agama samawi lain untuk memuji kelahiran Yesus.
"Dalam konteks teologis, tidak perlu mengurusi materi agama lain, sebelum mendalami Al Quran secara menyeluruh," jelasnya.
Tersandung dugaan kasus pencabulan
Panji Gumilang pernah bermasalah dengan sejumlah guru Ponpes Al Zaytun. Dia diduga telah melakukan tindakan tercela menghina dan melecehkan guru-guru Ponpes Al-Zaytun pada tahun 2017 lalu.
Terdapat 117 guru Ponpes Al-Zaytun ketika itu enggan mengajar meski surat pengajuannya diminta oleh Panji Gumilang. Empat tahun kemudian, guru inisial K membuat laporan polisi di Polda Jabar terkait dugaan pencabulan.
Guru K mengaku jadi korban pencabulan yang dilakukan Panji Gumilang. Namun sampai saat ini kasus dugaan pencabulan itu belum menemukan titik terang.
Pemalsuan dokumen
Panji Gumilang juga pernah terjerat kasus pemalsuan dokumen Ponpes Al Zaytun. Bahkan kasus ini ditangani oleh Bareskrim Polri pada tahun 2012 lalu.
Kasus pemalsuan dokumen ini membuat Panji Gumilang dijatuhi vonis 10 bulan penjara oleh Majelis Hakim PN Indramayu.
Kontributor : Trias Rohmadoni