Suara.com - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) direncanakan melebur menjadi satu di koalisi permanen. Anggotanya terdiri dari Golkar, PAN, Gerindra dan PKB.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Fikri Yasin mengatakan penyusunan koalisi permanen ini akan dimulai semua dari nol. Hal tersebut dilakukan dengan harapan koalisi dibuat berdasarkan kesepakatan dan kesetaraan bersama empat partai.
Fikri juga memastikan penggabungan koalisi akan dilakukan bersamaan dengan deklarasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusung.
"Langsung melebur dan sedang dirancang nama baru koalisinya," kata Fikri dihubungi, Kamis (15/6/2023).
Baca Juga: PEMILU 2024: MK Putuskan Sistem Proporsional Terbuka atau Tertutup Seperti Orde Baru?
Tidak ada tenggat waktu kapan dua koalisi tersebut harus melebur, namun Fikri berkeyakinan KIB dan KKIR segera bergabung menjadi satu.
"Soal waktu kalau pastinya nggak bisa kita tentukan tapi mudah-mudahan nggak terlalu lama karena berkaitan dengan kepastian kader di bawah agar yakin dan pasti untuk bergerak," kata Fikri.
Lobi Cak Imin
Koalisi permanen kian mantap menjajaki kerja sama empat partai. Terbaru diakui PAN, mereka beberapa kali melakukan komunikasi dengan Golkar, Gerindra, dan PKB untuk merealisasikan koalisi permanen.
"Sudah beberapa kali putaran pertemuan untuk memantapkan koalisi itu. Dalam diskusi ya dibicarakan semua yang menyangkut kepentingan koalisi. Yang utama tentu capres dan cawapresnya," kata Wasekjen PAN Fikri Yasin dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Baca Juga: MK Siap Putuskan Gugatan Sistem Pemilu 2024 Hari Ini
Diketahui Golkar dan PAN merelakan posisi capres. Mereka yang merupakan representasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) satu suara mendorong Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Tetapi kerelaan itu bukan tanpa syarat. Golkar dan PAN ingin posisi cawapres diisi oleh representasi KIB. Pasalnya posisi capres sudah direlakan untuk Prabowo yang merupakan representasi dari koalisi Gerindra-PKB di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Dalam hal ini Golkar mendorong Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sementara PAN menawarkan Erick Thohir. Kedua nama itu ditawarkan menjadi perwakilan KIB untuk didaulat sebagai cawapres Prabowo.
Tetapi penawaran itu tidak mudah. Sebab KKIR sendiri telah membuat ketentuan bahwa capres dan cawapres mereka nantinya akan ditentukan Prabowo dan Ketua Umum PKB Muhaimi Iskandar atau Cak Imin.
Berkaitan dengan itu, PAN mengaku kini KIB masih terus melobi Cak Imin terkait penawaran mereka untuk cawapres Prabowo.
"Ya, sedang lobi-lobi," kata Fikri.
PAN Tawarkan Erick, Golkar Airlangga
PAN membenarkan bahwa pihaknya kini sedang penjajakan pembangunan koalisi permanen bersama Golkar, Gerindra, dan PKB.
Bahkan, calon presiden untuk koalisi permanen itu sudah mengarah kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Sekarang ini kita sedang memantapkan koalisi empat partai, yaitu PAN, Gerindra, Golkar dan PKB. Dari keempat partai ini yang paling berpeluang menjadi capres ya Prabowo Subianto," kata Wasekjen PAN Fikri Yasin dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Sebelumnya, hal senada disampaikan Golkar yang menilai Prabowo berpeluang dicalonkan menjadi capres koalisi permanen. Menurut Golkar, Prabowo merupakan capres perwakilan dari koalisi Gerindra dan PKB di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Karena itu, untuk cawapres koalisi permanen diharapkan dipilih dari unsur Golkar atau PAN sebagai representasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
PAN sependapat dengan hal tersebut. Tetapi berbeda dengan Golkar yang menyodorkan mama Airlangga Hartarto, PAN mendorong nama Erick Thohir untuk mendampingi Prabowo.
"Ya salah satu tawaran kita cawapresnya, yaitu Erick Thohir," kata Fikri.
Komposisi Capres-Cawapres Koalisi Permanen
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden DPP Partai Golkar Nusron Wahid menilai koalisi permanen antara Partai Golkar, PAN, PKB, dan Partai Gerindra merupakan hal yang relevan. Menuerutnya soal permanen hanya nama dan sifat, tetapi di balik itu ada dua koalisi yang bergabung menjadi satu.
Diketahui Golkar dan PAN sampai saat ini masih tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedangkan PKB dan Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
"Sekali lagi, permanen itu kan sifatnya. Bukan namanya, sifatnya. Kalau elemennya itu empat partai, ada Golkar, ada empat, ada tiga, ada PKB, saya rasa ini relevan sekali dengan integrasi dua koalisi, yaitu KIB dan KKIR, menuju menjadi koalisi besar," kata Nusron di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Ia mengatakan menyoal nama bisa dibicarakan bersama oleh empat partai.
"Ya nanti kalau dia melebur jadi satu kan nama koalisinya bisa dirembuk," ujarnya.
Nusron mengaku menyoal calon presiden dari koalisi permanen nantinya merupakam Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Pasalnya Prabowo, menurutnya sudah tidak bisa ditawar lagi.
Kendati begitu, menurutnya mengai cawapres masih bisa dibicarakan. Tetapi ia berpandangan sosol cawapres bisa diambil dari Golkar atau PAN sebagai perwakilan KIB.
"Ya kan begini ya, kalau gagasannya itu adalah integrasi dua koalisi, yaitu KIB dan KKIR, kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem yang tidak mau ditawar, namanya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron.
"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," sambungnya.
Nusron sendiri sebagai kader Golkar tentu akan menyodorkan nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk menjadi cawapres. Tetapi ke depannya, Golkar akan menunggu keputusan internal KIB.
"Ya KIB siapa biar diputus dalam KIB. Tapi tentunya karena saya orang Golkar, berkepentingan supaya KIB itu nanti yang muncul nanti nama Pak Airlangga Hartarto. Kenapa? Karena Airlangga merupakan Ketua Umum Golkar, dalam KIB, Golkar juga partai paling besar, wajar dong dan relevan begitu," kata Nusron.