Jejak PKS Jadi Penguasa Depok, Mampukah Kaesang Menaklukkannya?

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 13 Juni 2023 | 16:57 WIB
Jejak PKS Jadi Penguasa Depok, Mampukah Kaesang Menaklukkannya?
Relawan Ganjar Pranowo bakal mendeklarasikan dukungan Kaesang Pangarep menjadi calon wali kota Depok. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku siap menjadi Wali Kota Depok, Jawa Barat. Pernyataan itu disampaikan oleh Kaesang dalam kanal YouTube Kaesang Pangarep by GK Hebat dengan tajuk ‘Klarifikasi, Saya Buka Suara’ yang diunggah di hari Jumat (9/6/2023).

“Saya Kaesang Pangarep. Saya sudah dapat izin dan restu dari keluarga saya. Insyaallah dengan ini saya siap untuk hadir menjadi Depok pertama. Mohon dukungannya, merdeka,” ujar suami dari Erina Gudono tersebut.

Namun, beberapa pihak menyoroti rintangan terbesar Kaesang Pangarep jika hendak maju untuk menjadi Wali Kota Depok, yaitu dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ada di Depok.

Seperti diketahui bersama bahwa selama empat periode Depok dipimpin oleh pejabat dari PKS, diantaranya Mahmudi Ismail untuk periode 2006-2011 dan 2011-2016, dan Mohammad Idris untuk periode 2016-2021 dan 2021 hingga kini.

Baca Juga: Kaesang Makin Santer Bakal Jadi Cawalkot, Ketua GP Ansor: Depok Butuh Warna Baru

Lantas, seperti apakah sejarah berkuasanya PKS di Kota Depok tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Sejarah Berkuasanya PKS di Depok

Awal mula berkuasanya PKS di Depok dimulai pada 9 Desember 2015, saat pasangan Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna mengalahkan Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi dalam Pilkada Depok. Diketahui, perbedaan suara dalam Pilkada tersebut yaitu 61 persen banding 38 persen. Kemenangan Idris tersebut kembali melapangkan kader PKS untuk berkuasa di Depok.

Sebelumnya, Nur Mahmudi Ismail langgeng selama 10 tahun lamanya. Di bawah mantan presiden PKS tersebut, PKS berhasil meraih suara mayoritas legislatif di Depok.

Kepala Pemenangan pemilu DPD PKS Depok Muttaqin menyebut pamungkas PKS mengamankan suara selama ini dengan memanfaatkan militansi dari para kader.

Baca Juga: Pengamat Sorot Kekuatan PSI buat Dukung Kaesang di Depok: Cuma Punya 1 Kursi, 9 Sisanya dari Mana?

Ia menyebut bahwa mesin partai tersebut bekerja dengan mendoktrin bahwa kampanye dalam pemilihan daerah dan nasional (baik kepala daerah ataupun legislatif) adalah bagian dari ibadah.

Tak hanya itu, pendekatan PKS melalui ideologies. Mereka mendekati konstituen melalui penyadaran dan pemahaman bukan pertama-tama melalui politik uang. Adapun pengaruh PKS di Depok menyentuh ke diskusi-diskusi informasi di kampus dan juga kelompok Tarbiyah.

Muttaqin menambahkan, demografi masyarakat Depok merupakan kelas menengah berpendidikan tinggi.

Dalam pemilihan 2015, PKS memanfaatkan kesempatan dengan cara mengkonsolidasikan basis pemilih yang kuat di luar kelompok masyarakat tersebut. Tak hanya itu, PKS juga diuntungkan dengan rivalnya dalam panggung pemilihan wali kota yang kerap tidak mempunyai profil yang kuat.

Depok merupakan lumbung suara PKS di Jawa Barat selain daripada Bekasi dan Bandung. PKS di Depok hampir selalu menempati tiga besar dalam pemilu legislatif sejak tahun 2004.

Di Depok sendiri, PKS berperan untuk menyumbang suara atas kemenangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf dalam pilgub Jabar 2008,

Hal tersebut menandakan bahwa mesin PKS masih setia bekerja, sama seperti kader-kader PKS untuk memenangkan pemilihan wali kota Depok selama tiga periode berturut-turut.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI