Rekam Jejak Tutut, Putri Soeharto yang Disebut Sri Mulyani di Kasus 'Utang' Jusuf Hamka

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 13 Juni 2023 | 10:03 WIB
Rekam Jejak Tutut, Putri Soeharto yang Disebut Sri Mulyani di Kasus 'Utang' Jusuf Hamka
Siti Hardiati Rukmana alias Tutut (suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Siti Hardianti Rukmana alias Tutut disebut oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati ketika menanggapi perkara utang yang ditagihkan pengusaha Jusuf Hamka sebesar Rp 179 miliar. Tutut dianggap terafiliasi melalui Bank Yama.

Sebagai informasi, Bank Yakin Makmur (Yama) menjadi perbincangan akhir-akhir ini karena terseret dalam pusaran utang-piutang antara Jusuf Hamka dengan pemerintah. 

Kronologi kasus ini berawal saat Jusuf Hamka mendadak menagih utang ratusan miliar kepada pemerintah Indonesia. Utang itu disebut tercatat pada perusahaan jalan tol milik Jusuf Hamkan, yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).

Utang itu diklaim adalah kesepakatan CMNP dengan pemerintah atas deposito dan giro yang ditempatkan perusahaan di Bank Yama.

Lantas siapa itu Tutut sebenarnya yang disebut Sri Mulyani dalam kasus utang Jusuf Hamka? Simak penjelasan berikut ini.

Siapa Itu Tutut?

Siti Hardianti Hastuti Soeharto atau akrab disapa Tutut Soeharto adalah putri mantan Presiden RI ke-2 Soeharto. Dia merupakan Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan VII sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998.

Tutut pernah menjabat sebagai anggota MPR dari fraksi Golkar pada 1 Oktober 1992 sampai 14 Maret 1998. Sosoknya juga pernah menjadi juru kampanye Partai Karya Peduli Bangsa di gelaran Pemilu 2004.

Partai Karya Peduli sendiri saat itu didukung oleh mantan pejabat-pejabat Orde Baru, di mana mereka dikenal dengan dengan Soeharto. Salah satunya adalah Jenderal (Purn.) R. Hartono.

Baca Juga: Soal Utang Jusuf Hamka, Sri Mulyani: Kita Pelajari Betul Secara Teliti

Hingga kemudian Tutut menjabat sebagai Pelaksana tugas Ibu Negara Indonesia pada 28 April 1996. Hal itu karena Siti Hartinah atau ibunya meninggal karena serangan jantung sampai Soeharto sang ayah berhenti menjabat pada 21 Mei 1998.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI