Suara.com - Suku Baduy Dalam meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mematikan sinyal internet di wilayahnya. Hal ini pun menuai tanggapan dari Kominfo yang diwakili oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong.
Usman menyampaikan pihaknya menghargai permohonan itu. Usman juga mengaku Kominfo akan menindaklanjuti permintaan tersebut.
Meski demikian, Usman menyampaikan Kemenkominfo masih menunggu surat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak yang belum diterimanya. Pemkab Lebak menyampaikan pihaknya mendapat surat dari Ketua Adat Baduy dan akan meneruskannya ke Kominfo.
Tak cuma minta sinyal internet dimatikan, Suku Baduy Dalam juga punya beragam keistimewaan lain sebagai budaya.
Baca Juga: Gelar Tradisi Kawalu, Kampung Adat Baduy Larang Wisatawan Datang Selama 3 Bulan
1. Hemat dan Gemar Berjalan Kaki
Suku Baduy Dalam dikenal dengan pola hidupnya yang hemat dan lebih gemar berjalan kaki. Terdapat larangan penggunaan kendaraan seperti sepeda motor dan mobil.
Seluruh warga Suku Baduy Dalam berjalan kaki jika mengunjungi kerabatnya di kota besar. Tujuannya yakni bertamu maupun berjualan hasil ladang serta kerajinan tangan khas daerah tersebut.
2. Larangan Kunjungan Wisatawan dalam 3 bulan
Suku Baduy Dalam memiliki ketentuan bahwa pengunjung dilarang masuk ke Baduy Dalam ketika warga sedang merayakan Kawalu. Kawalu adalah puasa yang dijalankan warga Baduy Dalam selama 3 kali dalam 3 bulan.
Kelompok Baduy Dalam berdoa agar mereka diberikan keamanan, kedamaian dan kesejahteraan. Jika ada kepentingan mendesak, pengunjung hanya boleh berkunjung hingga Kelompok Baduy Luar dan tidak boleh menginap.
3. Tidak Melihat Kekayaan dari Bentuk Rumah
Kekayaan Suku Baduy Dalam tidak dilihat dari rumah yang besar. Seluruh rumah di Suku Baduy terlihat sama.
Hal yang menunjukkan kekayaan mereka adalah tembikar dari kuningan yang disimpan di dalam rumah. Jika banyak tembikar yang disimpan, maka keluarga tersebut semakin terpandang.
4. Sistem Perjodohan yang Berlaku
Fakta menarik lainnya yakni Suku Baduy Dalam masih melestarikan perjodohan. Jika ada gadis berusia 14 tahun, maka akan dijodohkan dengan laki-laki dari Suku Baduy Dalam.
Dalam masa perjodohan, orang tua laki-laki bebas memilih wanita Suku Baduy Dalam. Namun jika belum menentukan pilihan, laki-laki dan perempuan wajib menuruti pilihan orang tua atau Pu’un (Kepala Adat).
5. Gemar Gotong Royong
Fakta menarik Suku Baduy Dalam berikutnya adalah sifat gotong royongnya yang khas. Sifat ini muncul karena Suku Baduy memang harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau nomaden.
Hal ini karena masyarakat harus mendekat ke daerah yang lebih subur. Oleh sebab itulah masyarakat setempat hidup saling membantu.
6. Makanan Mewahnya adalah Ayam
Ayam dinilai sebagai makanan yang mewah bagi Suku Baduy Dalam. Meski banyak ayam di kampung yang berkeliaran, tetapi tidak berarti dapat dikonsumsi sehari-hari.
Suku Baduy Dalam hanya menyantap ayam satu kali dalam sebulan. Momen tersebut yakni ketika upacara besar seperti kelahiran dan pernikahan saja.
Berkaitan dengan alasan pemutusan sinyal internet, Suku Baduy Dalam melakukannya sebagai upaya meminimalisir dampak negatif internet terhadap masyarakat. Bagi suku tersebut, internet mengancam kehidupan mereka dan moral anak muda.
Kelompok Suku Baduy Dalam ingin menjunjung tinggi norma-norma yang diajarkan leluhur. Kelompok tersebut ingin tetap tinggal di hutan, menolak teknologi, sekolah tradisional, dan uang.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma