Suara.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut dirinya pernah dipuji sebagai wanita terkuat. Bahkan, Presiden RI ke-5 ini mengklaim dirinya sampai dibandingkan dengan mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher atau 'The Iron Lady'.
Namun karena Margaret Thatcher telah meninggal, kata Megawati, maka dirinya kini yang dipuji sebagai satu-satunya wanita terkuat di dunia.
Hal ini diungkapkan Mega saat meresmikan kapal rumah sakit terapung Laksamana Malahayati di Dermaga Kade Inggom, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (10/6/2023).
"Saya dengar, saya diberi julukan wanita terkuat di dunia yang tinggal satu-satunya karena (tokoh seperti) Margaret Thatcher dan sebagainya sudah pass away (meninggal dunia). Apalagi di negara muslim terbesar. Saya terima kasih, bangga," ucap Megawati.
Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Wanita Terkuat Bak Laksamana Malahayati Sosok Bayangan Margaret Thatcher
Berkenaan dengan hal itu, menarik membahas rekam jejak Megawati yang dipuji sebagai perempuan terkuat di dunia.
Dyah Permata Megawati Soekarnoputri atau Megawati Soekarnoputri merupakan tokoh politik Indonesia kelahiran Yogyakarta, 23 Januari 1947. Megawati juga merupakan anak kedua Presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
Rekam jejak politik Megawati di Indonesia sangat mentereng. Sosoknya pernah menjabat sebagai Presiden RI ke-5 yang menggantikan K.H. Abdurrahman Wahid.
Hingga kini, Megawati tercatat masih menjadi satu-satunya perempuan yang pernah menjabat seabagi Presiden RI. Megawati juga masih menjadi wanita paling berpengaruh di dunia politik, dengan menjabat sebagai Ketua Umum PDIP.
Pendidikan Megawati dari SD hingga SMA ditempuh di Cikini, Jakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung pada 1965 hingga 1967.
Baca Juga: Soal Megawati Bisa Pilih Sendiri Cawapres, Ganjar: yang Terakhir Tentukan Saya!
Namun, pendidikan Megawati di Unpad itu tidak selesai. Megawati juga pernah menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), tetapi juga tidak selesai.
Pada sekitar 1987, Megawati memutuskan terjun ke dunia politik. Keputusannya itu melanggar kesepakatan keluarganya atas larangan terjun dunia politik lantaran melihat nasib Soekarno.
Namun, Megawati justru terpilih menjadi calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah. Ia akhirnya menjadi anggota DPR/MPR dan Ketua DPC PDI Jakarta Pusat. Kemudian pada 1993, Megawati ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP PDI.
Namun pada 1996, terjadi peristiwa Kudatuli, yakni ancaman perebutan paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro oleh Soerjadi. Dalam peristiwa itu, terjadi kerusuhan yang menyebabkan 5 orang meninggal dunia.
PDI pun akhirnya berhasil direbut oleh Soerjadi. Situasi itu tidak membuat Megawati menyerah untuk terus bergelut di dunia politik. Ia akhirnya mendirikan PDI Perjuangan untuk membedakan dengan PDI pimpinan Soerjadi.
Berikutnya pada 1999, Karier politik Megawati semakin melambung setelah berhasil menduduki kursi Wakil Presiden RI pada 1999, mendampingi Gus Dur. Sampai akhirnya pada 2001, anggota MPR secara aklamasi menetapkan Megawati sebagai Presiden ke-5 RI hingga 2003.
Megawati kemudian kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2004. Namun, Megawati kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK).
Kontributor : Annisa Fianni Sisma