Tiga Capres Masih Galau Memilih, Seberapa Penting Posisi Cawapres?

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 09 Juni 2023 | 11:19 WIB
Tiga Capres Masih Galau Memilih, Seberapa Penting Posisi Cawapres?
Foto kolase Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. [Dok. Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meskipun belum resmi terdaftar sebagai calon presiden, namun nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto sudah digadang-gadang sebagai calon kuat yang akan memperebutkan kursi RI 1 pada pemilu 2024 mendatang.

Ketiganya pun kini kerap kali melakukan safari politik demi persiapan menghadapi pemilu yang akan dilaksanakan kurang dari 1 tahun lagi.

Namun, hingga kini ketiganya belum kunjung mengumumkan siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi mereka pada pemilu 2024.

Nama-nama calon cawapres pun kini bermunculan, namun nampaknya banyak pertimbangan yang dilakukan demi mendapatkan cawapres sesuai kriteria mereka. Lalu, seberapa penting sebenarnya posisi dari cawapres ini?

Baca Juga: Asyik Guyon dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju, Prabowo: Tahun Depan Kumaha Engke

Menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, posisi cawapres calon pendamping capres 2024 ini sangat menentukan kemenangan dari pasangannya. Pasalnya, ketiga capres yaitu Anies, Ganjar, dan Prabowo ini memiliki persentase elektabilitas yang tipis, sehingga kemungkinan besar ketiganya bisa memiliki hasil yang seimbang.

Hal ini tentu menjadi strategi besar untuk memilih cawapres yang kompeten sehingga perolehan suara bisa didapatkan untuk menjadi pasangan capres cawapres terpilih dalam estafet pemerintahan Indonesia

Pangi menyatakan bahwa Cawapres sebenarnya berperan sebagai penguat politik. Oleh karena itu, jika salah dalam memilih pasangan Cawapres, hal itu justru akan menjadi kesalahan yang dapat menghambat langkah politik Capres dan berakibat fatal.

Tak hanya itu, posisi cawapres ini pun secara tidak langsung bisa menggenjot elektabilitas para capres. Tentu saja hal ini tidak bisa hanya sekadar dukungan biasa, namun juga butuh dukungan moril dan relasi besar agar perolehan suara yang didapatkan bisa terlampau besar.

Menurut Pangi, Cawapres yang memiliki basis elektoral yang kuat atau memiliki jaringan politik yang luas dapat membantu pasangan calon untuk memperoleh dukungan dari partai politik atau koalisi politik yang sebelumnya belum mendukung. Pasangan yang dianggap ideal oleh masyarakat dan mendapat respons positif secara tidak langsung akan mempengaruhi struktur koalisi partai-partai tersebut. Potensi ini dimanfaatkan untuk memastikan bahwa Capres memperoleh dukungan yang konsisten dari partai-partai yang berkoalisi, berdasarkan hubungan yang dijalin oleh Cawapres tersebut.

Baca Juga: CEK FAKTA: Lebih Pilih Jadi Cawapres Prabowo Subianto, Mahfud MD Tolak Anies Baswedan

Secara fungsi dan tugas pokok, cawapres sendiri didefinisikan sebagai "wakil" dari para capres yang akan maju sebagai pemimpin Indonesia. Namun hal ini tentu berbeda ketika nantinya cawapres ini terpilih sebagai wapres.

Tupoksi para wapres pun meliputi tugas presiden dan secara jelas mewakili presiden jika ada suatu keadaan presiden berhalangan untuk melakukan suatu hal seperti kunjungan kenegaraan atau membuat keputusan suatu kebijakan.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI