Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Jadi Sorotan, Pemprov DKI Didesak Kurangi Jumlah Kendaraan

Rabu, 07 Juni 2023 | 22:41 WIB
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Jadi Sorotan, Pemprov DKI Didesak Kurangi Jumlah Kendaraan
Ilustrasi Kualitas Udara Jakarta buruk. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara Kota Jakarta yang buruk belakangan ini kembali menjadi sorotan. Netizen bahkan menyebut polusi udara membuat Ibu Kota Negara terlihat berkabut, khususnya saat pagi hari.

Lembaga data kualitas udara IQ Air pada Selasa (6/6) kemarin bahkan sempat menempatkan Jakarta dengan kualitas udara terburuk di dunia. Indeks kualitas udara di Jakarta sempat berada di angka 157 dengan polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 67 µg/m³.

Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 13,6 kali lipat lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana meminta Pemprov DKI serius dalam melakukan upaya mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Banyaknya polusi yang dihasilkan menjadi faktor utama buruknya kualitas udara di Jakarta.

Baca Juga: Firli Bahuri Sebut Sebanyak 211 Pegawai KPK Akan Dimutasi ke IKN di Kaltim

"Kontributor utama atas buruknya kualitas di DKI Jakarta memang polusi akibat kendaraan bermotor. Data korlantas pada 2022 ada sekitar 26 juta kendaraan di DKI Jakarta. Sejauh ini belum pernah ada upaya tegas dalam mengendalikan populasi kendaraan bermotor ini," ujar Justin kepada wartawan, Rabu (7/6/2023).

Ia pun menyampaikan sejumlah kebijakan bisa diterapkan untuk menekan jumlah kendaraan bermotor. Misalnya, anjuran bekerja dari rumah atau work from home (wfh), mobil wajib punya garasi, pengetatan uji emisi, menaikkan tarif parkir, penindakan parkil liar, hingga meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan angkutan umum.

Ia juga menyarankan penyediaan layanan angkutan umum di dekat kompleks hunian seperti rusun dan permukiman padat.

"Hunian yang terkonsentrasi atau umah susun akan memudahkan Pemprov untuk mengintegrasikan antara hunian penduduk dengan sistem transportasi massal," ucap Justin.

"Selama hunian penduduk terus menerus tidak terzonasi dengan baik, maka sulit untuk mengintegrasikan dengan jaringan transportasi umum, dan mendorong warga untuk membeli kendaraan bermotor," kata Justin menambahkan.

Baca Juga: Kurangi Polusi, Legislator Minta Pemprov DKI Buat Regulasi Tekan Aktivitas Kendaraan Bermotor

Karena itu, ia meminta Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyiapkan berbagai terobosan dalam upaya memperbaiki kualitas udara.

"Penyelesaiannya tak mudah, perlu integrasi di banyak lini. Butuh sosok Gubernur yang tegas, visioner, dengan agenda kerja yang progresif, dibanding yang berpikiran sederhana dengan mempromosikan kendaraan listrik dengan Formula E sebagai upayanya mengurangi polusi," pungkas Justin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI