Suara.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 H, wabah penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau Lato Lato melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Virus tersebut menjangkit hewan ternak untuk kurban seperti sapi dan kerbau. Lantas apa itu lumpy skin disease yang menjangkit hewan kurban?
Meski termasuk jenis penyakit kulit menular, akan tetapi hingga saat ini belum ditemukan penyebarannya terhadap kambing atau manusia. Tingginya tingkat penularan penyakit tersebut tentu mengkhawatirkan banyak pihak. Apalagi peringatan Hari Raya Idul Adha 2023 sudah di depan mata.
Apa Itu Lumpy Skin Disease yang Menjangkit Hewan Kurban?
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertanian, LSD adalah suatu penyakit kulit infeksius yang disebabkan karena Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). LSDV sendiri merupakan sejenis virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan juga famili Poxviridae.
Baca Juga: Cuti Bersama Idul Adha 2023 Tanggal Berapa? Cek Aturan SKB 3 Menteri Terbaru
Diketahui, virus jenis ini kerap menyerang sapi dan kerbau. Sampai saat ini, belum ada laporan tentang kejadian LSD terhadap ruminansia lain seperti kambing atau domba. Secara kasat mata, sapi yang terkena LSD akan mengalami benjol-benjol di sekujur tubuhnya.
Jika dilihat dari segi penularan, LSD bisa menular secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit. Akan tetapu virus LSD juga diekskresikan atau ditularkan melalui darah, leleran hidung, air mata, air liur, dan juga susu. Selain itu, penularan juga bisa terjadi secara intrauterine.
Secara tidak langsung, penularan dapat terjadi melalui peralatan serta perlengkapan yang telah terkontaminasi oleh virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan juga jarum suntik. Sementara, penularan secara mekanis terjadi lewat vektor seperti , lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), nyamuk (genus aedes dan culex), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus serta Ambyomma heberaeum).
Gejala Lumpy Skin Disease
Dilansir dari CNN Indonesia, Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Widya Asmara menjelaskan gejala yang timbul ketika hewan terjangkit LSD bervariasi, mulai dari ringan sampai berat.
Baca Juga: Puasa Sebelum Idul Adha 2023 Berapa Hari? Ini Jadwal Puasa Dzulhijjah, Arafah dan Tarwiyah
Diketahui, gejala umum akan diawali dengan demam dan terkadang juga diikuti dengan keluarnya ingus ataupun leleran dari konjungtiva mata. Sementara pada gejala yang paling terlihat yaitu munculnya nodul-nodul pada permukaan kulit.
Nodul atau bintil-bintil tersebut akan tampak menonjol dengan diameter kira-kira 2-5 sentimeter, berbatas jelas, tersebar di sekitar leher, punggung, ekor, perineum, tungkai, serta organ genital.
Adapun tanda-tanda lain hewan ternak yang terjangkit penyakit ini akan menunjukkan kepincangan bahkan kekurusan. Sementara untuk sapi perah akan mengalami penghentian produksi susu. Pada kasus-kasus yang lebih parah, virus ini bahkan dapat menimbulkan kematian.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan penyakit lato-lato pada hewan ternak. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyembukannya adalah pemberian antibiotik untuk dapat mengurangi infeksi sekunder dan juga obat pengurang rasa sakit supaya hewan tetap mau makan. Jika dalam kondisi baik dan tidak terlalu parah, maka hewan ternak dapat sembuh.
Mengacu panduan FAO (Food and Agriculture Organization), Widya Asmara mengungkapkan, area daging yang terkena, atau berdekatan langsung dengan area lesi kulit lokal-ringan dan tidak demam, harus dibuang dan tidak layak dikonsumsi.
Sementara pada bagian daging hewan yang tidak menjadi area munculnya lesi masih diperbolehkan untuk dikonsumsi setelah dimasak di atas suhu yang tepat.
Demikian tadi penjelasan mengenai apa itu lumpy skin disease yang menjangkit hewan kurban lengkap dengan gejala dan pengobatannya. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari