Mengenal Apa Itu Fenomena El Nino dan IOD, Penyebab Indonesia Terancam Kekeringan Panjang

Rabu, 07 Juni 2023 | 16:06 WIB
Mengenal Apa Itu Fenomena El Nino dan IOD, Penyebab Indonesia Terancam Kekeringan Panjang
Ilustrasi kemarau - Mengenal Apa Itu Fenomena El Nino dan IOD, Penyebab Indonesia Terancam Kekeringan Panjang [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Imbas El Nino dan fenomena IOD atau Indian Ocean Dipole akan muncul secara bersamaan di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini kemudian membawa ancaman kekeringan karena akan menurunkan curah hujan normal.

Akibat dari kemunculan dua fenomena alam secara bersamaan, Indonesia terancam mengalami kekeringan ekstrem. Namun sebenarnya apa itu fenomena El Nino dan IOD yang akan menerpa Indonesia ini?

Apa Itu Fenomena El Nino dan IOD?

El Nino sendiri adalah fenomena pemanasan suhu muka lait di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Pemanaasan ini meningkatkan potensi pertimbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya,

IDO, di sisi lain, adalah fenomena naik turunnya suhu permukaan laut dalam periode tidak teratur. Dinamika ini menyerupai asilasi, yang menyebabkan wilayah barat Samudera Hindia lebih hangat di fase positif, dan lebih dingin di fase negatir.

Ketika keduanya terjadi bersamaan, akan muncul risiko kekeringan karena curah hujan yang menurun, di beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini tentu saja harus disadari dan diwaspadai agar masyarakat bisa mengambil langkah paling tepat dalam menghadapinya.

Penjelasan dari BMKG dan BRIN

Dari BMKG disampaikan bahwa pada waktu dekat, kedua fenomena ini akan terjadi bersamaan, seperti yang pernah terjadi di tahun 2019 lalu ketika terjadi El Nino dan IOD positif. Keduanya saling menguatkan kondisi dan ini yang perlu terus dicermati perkembangannya.

BRIN sendiri, sempat menjelaskan hal ini di bulan Mei lalu. Pihak BRIN menjelaskan detail tentang fenomena global kemarai ekstrim akibat interaksi atmosfer-lau Samudera Pasifik. Dengan metode ENSO yang sudah digunakan, fenomena El Nino diperkirakan terjaid antar Mei hingga Juli, dan diprediksi akan berinteraksi dengan IOD. 

Baca Juga: Petani Karangbahagia yang Tak Bahagia: Gagal Panen karena Kekeringan, Saluran Irigasi Tak Berfungsi

Periode Juli hingga September 2023 harus diwaspadai masyarakat karena menjadi periode terpanas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI