Respons Soal Denny Indrayana Kirim Surat Terbuka ke Megawati, Hasto: Tuduhan Berlebihan!

Jum'at, 02 Juni 2023 | 22:47 WIB
Respons Soal Denny Indrayana Kirim Surat Terbuka ke Megawati, Hasto: Tuduhan Berlebihan!
Denny Indrayana mengirim surat terbuka untuk Megawati. (Instagram/@dennyindrayana99)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, buka suara soal surat terbuka dari eks Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana terhadap Megawati Soekarnoputri. Hasto menilai apa yang dilakukan oleh Denny tidak relevan atau berlebihan.

Hasto menganggap tulisan Denny yang merasa saat ini keselamatan bangsa sedang dipertaruhkan, bukan sistem pemilu tertutup atau terbuka, tetapi pemilu yang tertunda.

"Itu tuduhan yang berlebihan dari Pak Denny Indrayana. Pak Denny tidak boleh melupakan bahwa pada Desember 2008 terjadi perubahan sistem politik hanya beberapa bulan sebelum pemilu legislatif dilaksanakan pada April 2009 dan itu bagian dari desain untuk meningkatkan perolehan Partai Demokrat sebesar 300 persen,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2023).

Ia lantas menyinggung Denny yang kekinian menetap di Australia. Sehingga, kata dia, terkesan salah dalam menerima informasi atau rumor.

Baca Juga: Bicara Soal Cawapres Ganjar, Megawati: Terbaik Bukan Bagi Partai, Tapi untuk Kemaslahatan Bangsa dan Negara

Sebagai seorang akademisi, lanjut Hasto, seharusnya Denny Indrayana menulis surat terbuka yang menjelaskan tentang berbagai manuver kekuasaan sehingga Partai Demokrat bisa naik 300 persen.

"Itu kalau ingin membangun demokrasi, Indonesia yang sehat, agar berbagai manipulasi DPT, itu tidak terjadi lagi. Kalau tidak percaya silakan datang di Pacitan, silakan datang di Ponorogo di mana DPT-nya memang dimanipulasi sehingga perolehan suaranya meningkat drastis di basis partai tersebut," ungkapnya.

Hasto kemudian menantang Denny untuk menggali hal tersebut sebagai sosok yang merasa sebagai pemikir bagi kemajuan Indonesia Raya terutama mengeklaim untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

Menurutnya, Associate Professor Australian National University (ANU) Marcus Mietzner pernah mengkaji meroketnya elektoral Demokrat pada 2009.

Di mana pada Juli 2008 sampai Februari 2009 digunakan USD 2 miliar untuk elektoral, sehingga menurut Marcus Mietzner, elektoral Demokrat meroket.

Baca Juga: Sebelum Temui PAN, Hasto PDIP Akui Sempat Bertemu dengan Cak Imin Bahas Pemilu 2024

"Inilah yang seharusnya dikritisi oleh sosok akademisi seperti Pak Denny Indrayana,” tuturnya.

Ia menemukan di Indonesia terjadi global reproduction of American politic, melalui liberalisasi politik dan ekonomi pascakrisis moneter 1997

“Yang basisnya adalah kekuatan kapital, basisnya ada yang menggunakan populism, ada yang menggunakan dana-dana yang tujuannya populis tetapi tujuannya untuk mendongkrak elektoral,” tuturnya.

Terlepas dari itu, ia pun mengingatkan bahwa sikap Ketua Umum PDIP Megawati sudah jelas mengenai pemilu yang harus dilaksanakan pada 2024.

“Dalam konteks ini mari kita wujudkan pemilu itu dengan sebaik-baiknya, jangan curiga berlebihan, jangan prejudice berdasarkan pengalamannya (Denny Indrayana) sendiri di masa lalu,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI