Suara.com - Api Abadi Mrapen, menjadi salah satu daya tarik wisata yang sarat dengan makna dan mitos yang ada di area Grobogan, Jawa Tengah. Pembahasan mengenai api abadi ini menjadi hangat karena dalam rangka perayaan Waisak, umat Buddha di Jawa Tengah mengambil api dari sumber ini.
Nah untuk mengenalnya lebih dekat, bahasan terkait fakta menarik, asal-usul, serta kaitannya dengan upacara Waisak dapat Anda lihat di artikel singkat berikut ini.
Fakta Menarik Api Abadi Mrapen
Ada beberapa fakta menarik yang layak Anda ketahui terkait Api Abadi Mrapen ini.
Baca Juga: Apa itu Api Dharma Waisak? Api Abadi dari Mrapen Grobogan bagi Umat Buddha
- Sumber obor pagelaran olahraga. Api abadi ini sering digunakan dalam kegiatan olahraga baik nasional maupun internasional. Misalnya saja seperti Pesta Olahraga Internasional Ganefo I tahun 1963, kemudian ASIAN Games 2018, hingga Pekan Olahraga Nasional.
- Legenda kemunculannya, dikabarkan berasal dari tongkat Sunan Kalijaga yang ditancapkan ke tanah saat beliau mencari sumber air untuk prajuritnya. Alih-alih air jernih, justru mengeluarkan api dari bekas tancapan tersebut.
- Lokasinya dekat dengan kolam air hangat. Tidak jauh dari titik api abadi ini terdapat kolam air hangat yang selalu mengeluarkan gelembung seperti air mendidih. Kolam ini disebut dengan Sendang Dudo.
- Padam total pada tahun 2020 lalu. Api ini padam pada Minggu, 4 Oktober 2020 lalu untuk pertama kalinya dalam sejarah.
- Digunakan oleh umat Buddha dalam rangka upacara hari raya Waisak setiap tahun. Akan dilakukan prosesi pengambilan api di sini, dan kemudian disemayamkan di Candi Mendut.
Asal-Usul dari Api Abadi Ini
Jika berbicara mengenai asal-usul dari Api Abadi Mrapen ini, dapat dilihat pada salah satu fakta menarik di atas, yakni terkait dengan Sunan Kalijaga. Dipercaya, sumber api ini muncul ketika Sunan Kalijaga beserta rombongan beristirahat di sebuah tempat yang kini disebut dengan Desa Manggarmas.
Di sana beliau menancapkan tongkatnya untuk mencari sumber mata air agar dapat digunakan oleh rombongan yang dibawanya. Alih-alih mendapatkan mata air, Sunan Kalijaga justru mendapati api membuncah dari bekas tusukan tongkatnya.
Baru kemudian di bekas tusukan ke dua di tanah, air jernih muncul, dan kini dikenal sebagai Sendang Dudo.
Kegunaannya untuk Upacara Waisak
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pindapatta, Tradisi Menjelang Waisak 2023
Dalam upacara Waisak, umat Buddha akan mengambil Api Dharma yang diperlukan dalam prosesnya. Diketahui dalam ritual ini ritual Puja Bakti akan dilaksanakan oleh masing-masing Majelis Agama Buddha, dan sejumlah Bhikkhu akan menyalakan lilin lima warna di latar yang masing-masing melambangkan nilai tertentu.
Setelah itu Api Abadi Mrapen akan diambil menggunakan obor, dan dibawa dengan mobil bak terbuka untuk disemayamkan di Candi Mendut.
Itu tadi sekilas mengenai Api Abadi Mrapen. Semoga berguna untuk Anda, dan selamat melanjutkan kegiatan Anda berikutnya!
Kontributor : I Made Rendika Ardian