Suara.com - Sandiaga Uno menegaskan gagasan yang bakal dibawa ialah percepatan pembangunan, bukan perubahan. Hal ditegaskan Sandiaga sekaligus menjawab pertanyaan soal peluang bergabung PKS dan mengulang duet Anies Baswedan-Sandiaga untuk Pilpres 2024.
Diketahui duet Anies-Sandiaga pernah terjadi pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Kekinian Anies diproyeksikan menjadi calon presiden dari koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat yang mengusung tagline perubahan.
"Tapi saya ingin menyampaikan bahwa yang saya usung itu adalah percepatan pembangunan, bukan perubahan," kata Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Ia menyampaikan alasan mengapa mengusung gagasan percepatan dibanding perubahan. Satu alasamnya ada peluang Indonesia menjadi negara maju dalam 15 tahun ke depan.
Baca Juga: Gibran Prediksi Cawapres Anies Baswedan; Kemungkinan Mas Ibas
"Karena kalau kita mengubah arah pembangunan bangsa ini, kita hanya punya waktu 15 tahun. 15 tahun untuk bonus demografi kita terkonversi peningkatan capaian pembangunan dan ekonomi untuk mencapai negara maju," kata Sandiaga.
"Kalau kita ubah lagi arah pembangunan kita, kita nanti akan hilang waktu dan bonus demografi ini akan terkikis sehingga tidak ada potensi tidak tercapai target Indonesia maju di tahun 2045," sambungnya.
Mengenai gagasannya ini, Sandiaga menegaskan kembali bahwa yang ia bawa ke depan bukan gagasan perubahan, melainkan gagasan mempercepat pembangunan.
"Iya bukan perubahan itu jelas dan saya garis bawahi dan sudah saya sampaikan. Jadi jika itu diterima dan dalam bentuk sebuah pemikiran formulasi visi dan misi ke depan, menurut saya enggak ada yang rumit. Itu tinggal diputuskan oleh pimpinan partai politik," ujarnya.
Di sisi lain, Sandiaga menegaskan hubungannya persahabatannya dengan Anies berlangsung baik. Penegasan ini sekaligus menjadi jawaban atas anggapan Sandiaga terkendala bergabung ke PKS dan menjadi cawapres karena hubungannya bermasalah dengan Anies.
Baca Juga: Menerka Nama Kandidat Cawapres Anies, Berburu Tokoh Jatim?
"Hubungan kami persahabatannya sangat baik dan tidak ada kerumitan dalam hubungan persahabatan kita, dan ini murni urusan kebangsaan dan mengenai visi kebangsaan dan pemikiran, gagasan. Gagasan saya adalah mempercepat pembangunan," ujarnya.
Tak Masuk Radar
Wasekjen DPP PKS Bidang Hukum dan Advokasi Zainudin Paru menegaskan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tidak ada dalam radar calon wakil presiden (cawapres) PKS untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan.
"Tidak ada dalam radar kami," kata Zainudin di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2023).
Meski PKS santer punya kedekatan dengan Sandiaga, Zainudin menegaskan bahwa hubungan mesra itu hanya terjadi di masa lalu saat Sandi berpasangan dengan Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Itu masa lalu. Kan politik ada masa kini, masa lalu, dan masa yang akan datang," lanjut dia.
Kemudian, Zainudin menyebut Sandi tetap berada di luar cawapres PKS meski mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu berpotensi menjadi kader PKS.
Sebelumnya, Sandiaga Uno mengungkapkan keinginannya untuk kembali berjuang bersama PKS. Hal itu dia sampaikan dalam sebuah acara diskusi di Bogor.
"Saya berjuang bersama PKS ini sudah berkali-kali ya, dan terbukti teman-teman PKS ini berjuang dengan hati, pejuang yang sangat pantang menyerah, tidak kenal lelah dan rasanya ingin kembali berjuang dengan teman-teman PKS," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu pada Minggu (7/5/2023).
Mengenai kemungkinan dirinya bersanding dengan Anies Baswedan, Sandi menyerahkan keputusan itu kepada Ketua Majelis Syuro PKS bersama dengan partai politik Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) lainnya.
Selain PKS, Sandi juga dikabarkan dekat dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bahkan PPP membuka kemungkinan Sandi menjadi cawapres bagi calon presiden yang mereka dukung, Ganjar Pranowo.