Suami Tewas Tertabrak Truk Boks Ekspedisi di Palmerah, Istri Menuntut Keadilan Gegara Pengemudi Buron

Selasa, 30 Mei 2023 | 18:58 WIB
Suami Tewas Tertabrak Truk Boks Ekspedisi di Palmerah, Istri Menuntut Keadilan Gegara Pengemudi Buron
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas di Jakarta. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tsalisa Nur Aini menuntut keadilan atas kematian suaminya yang berinisial AFA (39). Diketahui AFA tewas tertabrak truk boks ekspedisi di Jalan Kemanggisan Raya, Palmerah Jakarta Barat pada Selasa (25/4/2023) lalu.

Tsalisa mengatakan, hingga saat ini sopir truk boks bernama Sukron Qaosar masih buron alias belum ditangkap polisi.

Kejadian ini bermula ketika AFA, yang berprofesi sebagai Kepala Patroli Marga Lingkar Jakarta, anak perusahaan PT Jasamarga, pergi ke kantornya di kawasan Meruya, sekira pukul 05.00 pagi hari. Saat di kawasan Slipi, AFA ditabrak mobil boks di kawasan Slipi, Jakarta Barat.

"Mobil itu masuk ke jalur lawan, karena pembatas jalannya pendek, kecil jadinya loncat. Mobil itu loncat, akhirnya nabrak suami saya," kata Tsalisa, saat dikonfirmasi Selasa (30/5/2023).

Baca Juga: Sembunyikan Buronan Dito Mahendra, Bareskrim Kembali Periksa Nindy Ayunda Rabu Lusa

Usai kecelakaan, AFA sempat dilarikan ke rumah sakit oleh Sukron. Saat itu AFA dilarikan ke Rumah Sakit Pelni.

Hingga akhirnya pada hari yang sama, sekitar pukul 17.58 WIB, AFA tewas di rumah sakit.

"Dinyatakan meninggal sama rumah sakit dengan alasan katanya luka dalam, patah-patah, kalaupun katanya hidup dia akan lumpuh total,” kata Tsalisa.

“Kalaupun nggak bisa bertahan dia akan meninggal, dan ternyata dia enggak bisa bertahan dan dia meninggal," katanya menambahkan.

Saat itu terduga pelaku Sukron masih sempat meminta maaf, dan mau bertanggung jawab. Sukron bersama orang tuanya juga sempat melayat ke rumah duka, bahkan hadir dalam prosesi pemakaman.

Baca Juga: Panglima TNI Kerahkan Tim Investigasi Dalami Penyebab Kecelakaan Helikopter BEL 412 di Ciwidey

"Sudah seminggu jalan, datang Sukron dengan membawa duit Rp 10 juta. Dia bilang bu ini dari perusahaan biar cepet saja bu prosesnya tolong diterima,” ungkapnya.

Merasa direndahkan, Tsalisa saat itu tidak menerima uang santunan tersebut. Saat itu ia ingin membicarakan hal ini kepada pengacaranya.

“Anda harus mikirin anak kami tiga, pokoknya nanti kita ngobrol ngobrol sama pengacar saya," kata Tsalisa.

Tsalisa kemudian mengatakan jika uang 10 juta yang sempat ditawarkan kepada dirinya itu justru malah dibawa kabur pelaku.

"Ternyata ayah Sukron itu bawa duit kabur. Katanya orang-orang pergi ke Bogor kali, soalnya sering ke Bogor," ucap Tsalisa.

Sejak saat itu, komunikasi antara Tsalisa dengan Sukron terputus. Sukron juga diduga telah memblokir nomor Tsalisa.

Tsalisa juga menambahkan, sejak awal kejadian, Sukron tidak ditahan oleh pihak kepolisan lantaran dirinya dianggap kooperatif.

"Jadi Sukron sama sekali tidak ditahan oleh polisi, karena polisi ngiranya Sukron kooperatif mau ke rumah, terus mau bantuin korban karena dia nganterin ke rumah sakit," ungkapnya.

Setelah kejadian ini, Tsalisa meminta pihak kepolisan untuk segera menangkap Sukron agar perkaranya segera mendapat kejelasan.

"Aku belum pernah bermasalah dengan hukum atau kejadian seperti ini. Aku cuma ingin sopirnya ketemu aja dulu, terus diproses hukum,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI