Suara.com - Sosok Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun kini disandingkan dengan sosok mantan pemimpin sekaligus pendiri negara modern Turki, Mustafa Kemal Ataturk atau sering disingkat Kemal Ataturk. Kemal Ataturk sendiri merupakan tokoh yang menyimpan banyak sejarah kebangkitan Turki beratus-ratus tahun yang lalu.
Seperti diketahui, Erdogan kembali memenangkan kursi tertinggi sebagai pemimpin Turki pada putaran kedua pemilu tahun ini. Sebelumnya Erdogan sempat kalah suara dengan lawannya, Kilicdaroglu sebelum akhirnya memenangkan suara sebesar 52,3% dari Kilicdaroglu.
Meskipun Erdogan telah memimpin Turki selama 20 tahun lebih, namun kontroversi Erdogan seolah tak pernah sirna dari mata masyarakat Turki.
Kepemimpinan Ataturk yang terkenal otoriter ini juga seolah diturunkan lagi ke Erdogan yang juga terkenal otoriter. Berbagai kebijakan di zaman pemerintahan Ataturk kembali diimplementasikan di pemerintahan Erdogan.
Baca Juga: Terpilih Lagi! Ini Rekam Jejak Erdogan, Presiden Turki 3 Periode
Sosok Ataturk yang lahir di zaman Kekaisaran Ottoman ini menjadi tokoh pelopor munculnya paham sekuler di Turki. Ataturk pun terkenal dengan kontroversi dalam kebijakannya memilah antara persoalan agama dan negara.
Meskipun mayoritas penduduk Turki beragama Islam, namun Ataturk mencoba memberikan sentuhan baru dalam paham sekuler sehingga Turki tak lagi berporos pada hukum-hukum Islam seperti sebelum-sebelumnya.
Gerakan pemberontakan Ataturk pun pertama kali dilakukannya pada tahun 1919. Bersama para pendukungnya, Ataturk mulai menggerakkan revolusi nasionalis di Anatolia. Perlawanan terhadap sekutu yang menyerang Turki saat itu juga membuat Ataturk dan pendukungnya melawan Yunani untuk merebut Smyrna dan pedalamannya.
Pemberontakan Ataturk tak sampai disitu. Di tahun 1921, ia pun mendirikan pemerintahan Turki sementara di Ankara sebelum akhirnya Kekaisaran Ottoman dihapuskan pada tahun 1922. Lewat perjuangan Ataturk, Turki berhasil menjadi negara Republik.
Ataturk pun mendirikan rezim partai tunggal yang berlangsung hampir tanpa gangguan sampai tahun 1945 karena keotoriterannya.
Baca Juga: Rekam Jejak Erdogan: Cetak Hattrick Pilpres, Jadi Presiden Turki Tiga Periode
Berbagai kontroversi pun muncul selama pemerintahan Ataturk. Penghapusan peraturan keislaman, kebijakan emansipasi wanita, hingga kebijakan alihfungsi Hagia Sopia yang sempat menjadi masjid di zaman Kekaisaran Ottoman dan diganti menjadi museum.
Paham sekuler yang dibawa oleh Ataturk juga mendapat pertentangan kuat dari warga Turki. Modernisasi negara Turki dengan paham Barat pun menjadi persoalan berat terutama warga beragama Islam di Turki.
Pemerintahan Ataturk pun mulai memaksa para warga untuk mengimplementasi budaya Barat, seperti cara berpakaian, penggantian alfabet Arab menjadi alfabet Latin, hingga memulai penggunaan kalender Gregorian.
Kini, meskipun pemerintahan Ataturk menjadi luka besar bagi warga Turki akibat kontroversinya namun sosoknya tetap menjadi tokoh panutan para pemimpin Turki sejak dirinya tak lagi menjabat hingga meninggal dunia pada tahun 1938.
Kontributor : Dea Nabila