Suara.com - Keberangkatan jemaah calon haji asal Indonesia menuju tanah suci Makkah dimulai pekan lalu. Sekembalinya ke tanah air, semua jemaah berharap menjadi haji mabrur. Untuk mencapainya kenali definisi dan tanda haji mambrur berikut.
Kata mabrur berasal dari bahasa Arab, yaitu "barra-yaburru-barran", yang artinya yaitu taat berbakti. Dalam buku Al Munawwir Arab-Indonesia, mabrur berarti ibadah haji yang diterima pahalanya oleh Allah SWT.
Sementara, seorang haji mabrur adalah seseorang yang mampu menahan diri dari segala dosa sampai dengan waktu kematiannya serta tidak melakukan perbuatan yang menyia-nyiakan hajinya. Seseorang itu juga harus menunjukkan kebaikan kepada orang lain dan berbicara secara sopan dengan orang lain.
Hal ini sesuai dengan salah satu hadits yang artinya, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga” (HR. Bukhari & Muslim).
Baca Juga: Calon Haji Nekat Susupkan 3 Durian ke Arab Saudi: Buat Ponakan yang Sedang Ngidam!
Rasulullah SAW menyebutkan tiga ciri-ciri yang menandakan haji mabrur, yaitu:
1. Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam).
2. Menebarkan kedamaian (ifsya’us salam).
3. Memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am)
Baca Juga: Akhirnya, Bandara Kertajati Layani Penerbangan Haji
Sementara, Hujjat-ul-Islam Sayyiduna Imam Muhammad Ghazali juga menyatakan ini adalah tanda-tanda haji diterima atau mabrur adalah sebagai berikut:
1. Jika seseorang mengalami kerugian atau masalah fisik atau keuangan, seorang haji harus menerimanya dengan keadaan apapun.
2. Seseorang haji harus meninggalkan dosa yang biasa dia lakukan.
3. Seseorang harus meninggalkan persahabatan dengan teman-temannya yang buruk dan menjalin persahabatan dengan orang-orang yang saleh.
4. Seseorang harus meninggalkan pertemuan kesenangan dan ketidakpedulian, serta dia harus bergabung dengan pertemuan Zikir dan kesadaran. (Ihya-ul-‘Uloom, vol. 1, hlm. 354)
5. Setelah kembali ke negara asalnya, seseorang harus menjadi tidak tertarik pada dunia dan memperhatikan akhirat; dan setelah melihat Baytullah dia harus bersiap untuk bertemu Rab-nya. (Ihya-ul-‘Uloom, vol. 1, hlm. 349).
Cara Agar Menjadi Haji Mabrur
Mencapai taraf haji mabrur tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berikut ini adalah usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menjadi haji yang mabrur.
1. Seseorang harus menjalankan haji dari Tahir (murni) dan halal (halal) kekayaan. (Zurqaani ‘alal Muwatta Imam Maalik, vol. 2, hlm. 376, Taht-al-Hadees: 783).
2. Seseorang harus menahan diri dari dosa.
3. Seseorang harus menunjukkan kebaikan kepada orang lain.
4. Menyajikan makanan untuk orang lain.
5. Berbicara dengan sopan kepada orang lain.
6. Seorang haji harus mengucapkan salam (kepada orang-orang) secara ekstensif. (‘Umda-tul-Qaari, vol. 7, hlm. 402, Taht-al-Hadees: 1779)
7. Seorang haji harus menyimpan makanan melebihi kebutuhannya sehingga ia terus membantu teman-temannya dan memberikannya kepada para Faqeers [orang miskin]. (Bahar-e-Shari’at, vol. 1, hlm. 1051)
Itulah beberapa tanda haji mabrur dan cara mencapainya. Semoga Allah SWT melindungi para jemaah haji yang menjalankan ibadah di tanah suci tahun ini.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni