Suara.com - Tak hanya sukses menjalin kisah percintaan, pasangan muda asal Surabaya bernama Adian Pratama dan Pricillia Nirmala, juga mencoba meraih kesuksesan dalam membangun usaha bersama. Keduanya seringkali membagikan lika liku mereka sebagai pasangan yang menjalankan usaha bersama (couplepreneur) dalam membangun usaha kuliner mereka Nasi Uduk Surabaya di akun TikTok @adianpricil.
Couplepreneur ini memulai usahanya sejak September 2022, dengan modal awal sebesar Rp5 juta dan langsung bergabung dengan layanan pesan antar makanan, ShopeeFood. Kurang dari satu tahun, Adian dan Pricil berhasil melakukan ekspansi hingga memiliki tiga cabang di daerah Surabaya.
“Awalnya, saya juga sempat merasa ragu untuk membangun usaha bersama pasangan. Namun setelah kami berdiskusi lebih lanjut, kami berdua mencoba saling berkomitmen untuk fokus membuka usaha bersama. Bermodalkan rasa saling percaya dan pengalaman bisnis saya di industri cloud kitchen, kami berfokus membangun usaha kuliner online dengan memanfaatkan layanan pesan antar makanan online, seperti ShopeeFood,” jelas Adian Pratama, salah satu pemilik Nasi Uduk Surabaya dan juga Co-Founder Deligo (cloud kitchen asal Surabaya).
Menjalankan usaha bersama pasangan memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Walaupun begitu, Adian dan Pricil berhasil membuktikan bahwa kesuksesan sebagai couplepreneur bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Setelah video awal mereka sebagai couplepreneur viral di TikTok, kisah inspiratif mereka menjadi semakin banyak digandrungi oleh anak muda dan usaha mereka pun semakin berkembang.
Bercermin dari pengalaman pribadinya, Adian dan Pricil membagikan beberapa strategi bagi pasangan muda-mudi agar bisa langgeng menjalani usaha bersama pasangan:
1. Satukan hati, tetapkan visi dan misi
Langkah pertama dalam membangun bisnis bersama pasangan adalah menetapkan visi dan misi yang jelas. Diskusikan nilai-nilai mendasar yang penting untuk menjaga profesionalitas dalam menjalani bisnis. Hal tersebut tentunya akan membantu kalian menjalani usaha dengan lebih terarah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
“Setelah lulus kuliah, saya dan Pricil memang berencana untuk bisa mandiri secara finansial. Seperti yang kami bagikan di media sosial, tujuan kami membangun bisnis adalah untuk nabung menikah dan membeli rumah. Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, kami berusaha menjaga komunikasi dua arah dan mengutamakan profesionalitas. Kami membuat batasan yang jelas tentang bagaimana kami menjalani hubungan bisnis dan percintaan,” jelas Adian.
2. Punya keterampilan berbeda, bagi tugas yang jelas
Umumnya, setiap individu memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Manfaatkan perbedaan tersebut untuk melengkapi satu sama lain agar tujuan usaha kalian tercapai. Lakukan pembagian tugas yang jelas dan adil sejak awal berdasarkan keterampilan dan kemampuan masing-masing.
Adian menceritakan bahwa, “Di Nasi Uduk Surabaya, saya lebih fokus untuk merencanakan strategi manajemen bisnis secara keseluruhan, melakukan negosiasi dengan mitra bisnis dan melayani para ojek online. Sedangkan Pricil lebih fokus untuk menjaga kualitas rasa makanan, menangani karyawan, dan mengatur laporan keuangan. Tugas utama tersebut kami bagi berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman dan keterampilan kami masing-masing.”
Baca Juga: Sosok Abdi Maulana, Pedagang Mi Pangsit Asal Aceh yang Sukses Jadi Kreator Konten
3. Pahami kebutuhan pasar, maksimalkan platform digital
Saat ini, masyarakat tidak dapat terlepas dari kemudahan layanan digital untuk membantu kehidupan mereka sehari-hari. Para pelaku usaha juga seolah dituntut untuk selalu up-to-date dengan perkembangan layanan digital. Dalam usaha kuliner sendiri, media sosial dan layanan pesan antar makanan adalah dua platform digital utama yang harus dimaksimalkan penggunaannya.