Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Fikri Yasin mengungkapkan awal mula muncul wacana duet Airlangga-Zulkifli Hasan sebagai capres dan cawapres. Ia berujar wacana itu muncul di sela-sela rapat harian DPP PAN, pekan lalu.
Sejatinya rapat itu untuk membahas arah dukungan PAN di antara dua kandidat capres, yakni Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo. Tetapi seiring berjalannya diskusi, justru muncul wacana untuk mengusung capres dari kader internal.
"Wacana ini muncul pada rapat harian Minggu lalu saat kita membahas capres, apakah ke Prabowo atau Ganjar. Di tengah perdebatan itu muncul wacana kuat untuk mempertimbangkan capres kader sendiri," kata Fikri dihubungi, Minggu (28/5/2023).
Tetapi, PAN menyadari tidak memiliki suara yang cukup untuk mencalonkan kader sendiri menjadi capres. Salah satu opsi paling potensial, yaitu berkoalisi antara PAN dan Golkar.
Baca Juga: Hadirkan Poros Baru, Golkar-PAN Serius Jajaki Duet Airlangga-Zulhas
"Karena kita tidak cukup maka yang paling potensial adalah koalisi dengan Golkar maka capresnya tentu Airlangga pasangan Zulkifli Hasan sebagai ketum partai. Itu lah yang sedang kita matangkan saat ini," kata Fikri.
Hadirkan Poros Keempat
Partai Amanat Nasional atau PAN hingga kini masing menimbang-nimbag arah dukungan ke calon presiden tertentu antara Ganjar Pramowo atau Prabowo Subianto.
Tetapi di luar nama dua capres tersebut, PAN menghadirkan opsi baru untuk mengusung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden dengan pendampingnya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai cawapres.
"Ya saya melihatnya begini, bisa salah satu opsi misalnya ke Pak Ganjar, ke Pak Prabowo. Tapi bisa juga opsi yang kemarin kita sampaikan ke publik, Airlangga-Zulhas bisa juga," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada wartawan, Minggu (28/5/2023).
Baca Juga: Fix! Ridwan Kamil Ogah Jadi Cawapres, Bidik Posisi Rasional Tetap Pertahankan Kursi Gubernur
Menurut Eddy tidak ada yang salah dari wacama duet Airlangga-Zulhas. Ia berpandangan partai politik memiliki kewajiban untuk melahirkan kader menjadi pemimpin. Duet Airlangga-Zulhas tentu menjadi cerminan dari kewajihan itu, di mana keduanya merupakan kader terbaik di Golkar maupun PAN.
"Bagi sebuah partai, kalau memang putra terbaiknya bisa maju di dalam Pilpres itu merupakan kebanggaan tersendiri. Mesin partai bisa bekerja optimal, caleg-caleg akan bekerja maksimal untuk itu," kata Eddy.
"Jadi saya berharap memang kalau dilihat dari kondisi paling ideal ya kader yang maju, kalau di PAN namanya Zulhas, kalau di Golkar namanya AH (Airlangga Hartarto)," sambung Eddy.
Sementara itu Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia melihat situasi ke depan masih dinamis. Termasuk terbukanya Pilpres diikuti empat poros.
Menurut dia, kehadiran poros keempat tentu bisa membuka peluang mencapreskan Airlangga lebih besar. Golkar sendiri saat ini masih terbuka melakukan komunikasi dengan partai politik manapun.
"Dengan posisi kami pemenang pemilu kedua tahun 2019, itu memang sangat dimungkinkan. Misalnya dengan urutan yang ke bawah, sama Gerindra cukup, sama NasDem, PKB cukup, Demokrat cukup, PKS juga cukup, dengan PAN juga cukup, apalagi dengan PDIP ke atas makin cukup lagi," kata Doli.
Berdarkan hal itu, diakui Doli, Golkar saat ini membuka peluang untuk penjajakan dengan PAN guna mendukung duet Airlangga-Zulhas. Bahkan dalam waktu dekat keduanya akan bertemu.
"Ya ini sekarang yang sedang kita jajakin berbagai kemungkinan termasuk soal itu. Kan hari ini Pak Airlangga dan Pak Zul sedang di Amerika dan memang pulang dari sana akan ada pertemuan lagi antara pimpinan Golkar dan PAN," ujar Doli.
Sebelumnya, di tengah perbincangan hangat mengenai paket-paket capres-cawapres serta koalisi parpol jelang Pilpres 2024, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan melakukan pertemuan di Amerika Serikat usai pertemuan tingkat menteri APEC.
Keduanya tampak santai dan akrab di tengah munculnya wacana duet Airlangga-Zulhas sebagai pasangan kuda hitam.
“Kami memang sejak lama bersama-sama kuat dan yang paling penting punya tiket.” Kata Airlangga di McNamara Airport, Detroit, AS (25/05/23).
Dia manambahkan,“kami sejak awal di KIB [Koalisi Indonesia Bersatu—red]. Komunikasi sangat baik dan guyub."
Ditanya soal kemungkinan berpasangan dengan Zulhas pada Pilpres 2024 mendatang, Airlangga melempar senyuman.
“Saya dan Pak Zul punya hubungan yang sangat baik. Kami sering komunikasi, bertukar pikiran, mencari solusi terbaik untuk berbagai persoalan bangsa ini. Di kabinet, saat ini kami sama-sama di bidang ekonomi.” Ujar Menko Perekonomian itu.
Senada dengan itu, Mendag Zulhas menuturkan kecocokannya selama ini bekerjasama dengan Menko Ekonomi Airlangga.
“Hubungan kami berdua sangat panjang dan dekat. Chemistry-nya selalu positif dan saling menguatkan dalam kerja, baik politik maupun pemerintahan.” Katanya.
Duet Airlangga-Zulhas mencuat di tengah sulitnya utak-atik pasangan capres-cawapres dari nama-nama kuat yang saat ini tengah beredar.
Wacana duet itu disambut positif baik oleh Golkar maupun PAN. Sebelumnya Waketum PAN Yandri Susanto menyebut pasangan itu sebagai salah satu opsi yang sedang digodok matang partainya, karena mendorong kader terbaik partai merupakan sesuatu yang rasional.
“Salah satu yang sedang kami pertimbangkan serius. Kader partai tentu membawa coat-tail effect yang kuat baik untuk Golkar dan PAN," jelas Yandri.
Gayung pun bersambut. Golkar menyambut baik langkah PAN tersebut. "Terima kasih kepada PAN yang telah memunculkan nama Pak Airlangga Hartarto sebagai capres dan juga Pak Zulhas sebagai cawapresnya," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Kamis (25/5/2023).