Suara.com - Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin mengatakan, spirit perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran seluruh elemen bangsa. Salah satunya Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat sebagai anggota paling sepuh, yang memimpin sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei 1945 dengan kearifannya mencetuskan gagasan dasar filosofis Negara Indonesia.
“Tanggal 29 Mei diambil dari peristiwa ketokohan Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat, itulah yang kita jadikan sebagai Hari Lanjut Usia Nasioanl (HLUN),” ujarnya, di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
HLUN, kata Pepen, dipastikan bukan sekedar seremonial, melainkan harus menjadi momentum untuk meningkatan kepedulian sosial terhadap nasib Lansia dengan mengoptimalkan berbagai potensi sumber yang ada.
“Hal ini jadi momentum bagi kita untuk terus berkarya bersama Lansia agar terus membimbing generasi bangsa karena mereka lebih dulu memiliki pengalaman dan pengetahuan dengan mengoptimalkan agar Indonesia maju dan makmur menuju generasi emas nanti,” katanya.
Baca Juga: Sapa Lansia di Dharmasraya, Risma Diminta Jadi Mensos Seumur Hidup
Bicara tentang umur itu relatif, dimana seseorang bisa saja berkarya yang tidak dibatasi dengan umur, bisa di masa muda atau Lansia namun yang penting kiprah nyata dengan mengabdi demi kemaslahatan bangsa.
“Jika kita bisa merawat generasi muda dan Lansia serta mengoptimalkannya bisa jadi keuntungan menuju indonesia yang bermartabat, sesuai dengan tema HLUN ke-27, Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat ,” kata Pepen.
Tema HLUN tahun 2023, bukan sekadar slogan, karena beberapa program Kemensos dikaitkan dengan pelayanan dan perlindungan sosial adaptif yang berarti memberikan perlindungan setiap tahap kehidupan manusia.
“Kehidupan manusia mulai dari tahap bayi, anak, remaja hingga Lansia. Itu artinya pemerintah memberikan kepastian untuk pelayanan sosial dari tahap-tahap manusia tersebut,” ungkap Pepen.
Selain itu, aspek Lansia yang terawat dipandang dari berbagai aspek, salah satunya fisik dimana ada beberapa Lansia yang membutuhkan perlindungan dan pertolongan dari lingkunan sekitar dari seperti anak, ibu dan keluarga.
Baca Juga: Tagana Ulang Tahun, Mensos Risma Minta Mereka Sukarela Membantu Tanpa Pamrih
“Kami khusus menangani Lansia bermasalah secara sosial mulai dari Lansia miskin, penyandang disabilitas dan terlantar yang diupayakan dicegah dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, kelembagaan, yayasan yang peduli terhadap nasib para Lansia, ” katanya.
Program Kemensos untuk Lansia berupa bantuan rehabilitasi sosial, Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berdasarkan hasil dari asesmen yang dibutuhkan.
“Program yang sudah berjalan di antaranya program rehabilitasi sosial, ATENSI dan program yang terbilang baru berupa bantuan permakanan untuk menjamin kebutuhan dasar hidup para Lansia, ” pungkas Pepen.