Suara.com - Gempa dengan magnitudo 6,2 di Laut Saumlaki, Maluku, merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Banda.
Hal ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik dan mendatar (oblique thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, dilansir dari laman Antara, Kamis (25/5/2023).
Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah laut Saumlaki pada Rabu pukul 22.49 WIB.
Berdasarkan episenter, gempa bumi terletak pada koordinat 7,06 lintang selatan dan 129,72 bujur timur.
Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 199 Km arah Barat Laut Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku pada kedalaman 187 km (setelah mendapatkan pembaharuan).
Baca Juga: Kamis Dini Hari, Gempa M 5,0 Guncang Bali
Daryono mengatakan, gempa tersebut dirasakan di Kota Saumlaki dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), di Kota Tual, Molu Maru dengan skala intensitas III MMI (etaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Kemudian di Kota Sorong dan Dobo dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata dia.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia juga menyarankan agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.