Suara.com - Laporan sekelompok relawan mengatasnamakan Ganjar Pranowo (GP) Center ditolak Bareskrim Polri. Sedianya mereka ingin melaporkan Anies Baswedan atas dugaan penyebaran informasi bohong terkait data pembangunan jalan di era Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang dibandingkan dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Polisi menganggap laporan pendukung Ganjar itu kurang bukti.
Sekjen GP Center Bima Muttaqa mengklaim pihaknya akan segera melengkapi bukti-bukti tersebut dan membuat laporan kembali.
"Akan kita lengkapi InsyaAllah kedepannya dan dari penyidik kita akan lakukan jadwal laporan selanjutnya," kata Bima di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023).
Bima juga mengklaim maksud daripada pihaknya melaporkan Anies bukan untuk menjegalnya selaku bakal calon presiden dari NasDem. Ia berdalih melaporkan peristiwa ini murni untuk menegakan hukum.
"Tujuan kita di sini bukan untuk menyerang Anies atau menjegal Anies untuk menjadi presiden. Tapi kami di sini, mendampingi kawan kita bertujuan untuk menegakkan hukum," katanya.
Sebab, lanjut Bima, pernyataan Anies yang salah dalam membandingkan kinerja Jokowi dan SBY Telah menimbulkan kekisruhan.
"Kita lihat sendiri terjadi kekisruhan di media sosial tentang masalah ini dan di antara relawan sudah terjadi perpecahan karena masalah ini," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Anies sempat membandingkan pembangunan jalan di era SBY dan Jokowi. Kritik tersebut ia sampaikan dalam acara Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (20/5/2023) lalu.
Baca Juga: Dihujat Pengkhianat? Gibran Minta tak Perlu Panik Soal Dukungan Capres: Saya Cuma Anak Kecil
Anies saat itu menyebut pembangunan infrastruktur jalan di era Jokowi sangat minim, yakni hanya sekitar 590 KM pembangunan jalan nasional. Sementara di era SBY menurutnya pembangunan jalan nasional mencapai 11.800 Km.
"Capaian pembangunan era Presiden SBY mencapai 20 kali lipat dari pada pembangunan era Presiden Jokowi," kata Anies.