Suara.com - Betapa nahas nasib seorang anak berusia 9 tahun di Pontianak yang mengalami kemaluan alias penis terbakar usai tindakan sunat.
Mengejutkannya, pengalaman bocah tersebut telah berangsur genap satu tahun namun ia tak kunjung mendapatkan keadilan. Sebab, dokter sunat yang memberikan tindakan kepada anak tersebut urung kunjung bertanggung jawab.
Kini, sang ibu dari anak tersebut menuntut keadilan dengan mengekspos tindakan sang dokter.
Berikut fakta tentang penis bocah di Pontianak terbakar usai disunat.
Baca Juga: Mr P Lelaki Kurus Lebih Besar Ketimbang Orang Gemuk, Ini Penjelasan Dokter Boyke
Kronologi insiden penis bocah terbakar
PP, ibunda sang anak kini mengekspos sang dokter ke awak media pada Selasa (23/5/2023).
Sang ibunda menceritakan bahwa insiden yang dialami oleh anaknya terjadi pada April 2022.
Kala itu, dokter berinisial IL menawarkan jasa sunat kepada PP untuk si buah hati. IL kemudian melihat tumbuh kembang anak PP dan menilai bahwa sudah siap untuk disunat dan sang dokter pun menyanggupi.
Anak PP akhirnya diboyong ke salah satu klinik sunat di Jalan Tanjungpura Pontianak.
Baca Juga: Dua Cara untuk Bisa Para Istri Pegang Kendali saat Berhubungan Intim Ala Inez Kristanti
Adapun saat sang anak disunat, ia menjerit kesakitan dan sontak membuat PP khawatir. PP mengungkap penis anaknya tidak diperban usai tindakan sunat tersebut.
PP juga menyayangkan kenapa anaknya tak diberi obat. Baru kemudian harinya, PP melapor bahwa sang anak dema dan dokter IL memberikannya perban.
Anak PP diboyong ke UGD, dokter terpaksa lakukan cangkok gegara penis terbakar
Waktu berselang satu pekan, sang anak tak kunjung membaik dan IL memboyong anak PP ke UGD RS Anugerah Bunda Pontianak untuk diperiksa lebih lanjut.
PP mengungkap bahwa dokter UGD akhirnya menyarankan untuk melakukan tindakan operasi cangkok kulit lantaran penis bocah tersebut terbakar.
Putra PP tersebut juga kerap mengeluh bahwa dirinya mengompol saat di sekolah. Usut punya usut, posisi saluran kencing sang anak tidak normal usai disunat.
Trauma berobat di Pontianak, PP bawa anak ke Jakarta
PP tak puas dengan kondisi sang anak saat dirawat di RS kampung halamannya. Akhirnya, ia membawa sang anak ke Ibu Kota untuk dirawat di RS Fatmawati untuk rekonstruksi ulang.
Kini, tinggal menunggu waktu apakah sang anak menunjukkan perkembangan yang signifikan.
PP laporkan IL ke IDI gegara masih buka praktik
Beberapa kali PP menuntut IL untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Bahkan, PP juga sempat menuntut uang ganti rugi namun hingga kini urung diwujudkan oleh IL.
Betapa marahnya PP saat mengetahui bahwa IL hingga kini masih membuka praktik sunat dan bahkan mengunggah berbagai testimoni positif dari pelanggannya.
PP akhirnya melaporkan IL ke IDI atas sengketa medis dan dugaan malpraktik terhadap si bocah malang tersebut.
Kontributor : Armand Ilham