Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: Dugaan Pemerasan Kasus Jam Tangan Mewah Richard Mille

Selasa, 23 Mei 2023 | 12:22 WIB
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: Dugaan Pemerasan Kasus Jam Tangan Mewah Richard Mille
Ilustrasi dugaan pemerasan terkait penanganan kasus dugaan penipuan jam tangan mewah Richard Mille oleh oknum polisi. [Suara.com/Iqbal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Komisioner Ombudsman RI, Yohanes Widiantoro mengatakan jika oknum anggota Polri tersebut terbukti melakukan pemerasan, maka sudah semestinya diproses secara hukum dan etik.

"Maka kebenarannya harus segera dibuktikan untuk dapat ditindaklanjuti, sekalipun hal itu menyangkut Pati Polri," kata Yohannes kepada wartawan, Selasa (1/11/2022).

Yohannes juga mengingatkan Tony tak perlu takut membuat laporan. Dia memastikan Ombudsman RI akan menindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya.

"Berbasis laporan tersebut, ORI (Ombudsman RI) akan menggunakan kewenangan yang dimiliki dan menindaklanjutinya. Jika sudah ada cukup bukti, kami juga mendorong internal Polri untuk menginvestigasi dan mengungkap kasus ini ke publik," katanya.

Di sisi lain, Yohannes menilai momentum bersih-bersih yang dilakukan Polri sudah semestinya mendapat dukungan dari semua pihak termasuk masyarakat.

"Kita semua menunggu kesungguhan Polri dalam memperbaiki kinerja dan profesionalitasnya sebagai aparat penegak hukum," tuturnya.

Tak Ada Kaitan dengan Sambo

Dalam kesempatan itu, Heroe juga membantah laporan terkait adanya dugaan pemerasan ini berkaitan dengan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Ia menegaskan tak kenal dan tak ada sangkut pautnya dengan terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat tersebut. 

"Ada dosen PTIK bilang, kasus RM ini untuk mengurangi hukuman mati Sambo. Saya tegaskan tidak ada hubungannya dengan Sambo. Kami dan klien kami tidak mengenal Sambo, tidak ada hubungannya," kata Heroe. 

Baca Juga: Diduga Ditipu Beli Arloji Mewah Richard Mille Rp 77 Miliar

Sementara itu, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic (ISESS), Bambang Rukminto menilai praktik pemerasan yang dilakukan anggota Polri bisa terjadi karena kurangnya pengawasan. Terlebih di tengah kewenangan yang besar dimiliki Polri. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI