Derita Petani di Konawe Selatan; Sia-sia Hasilkan Ribuan Ton Beras Tapi Jalan Rusak Berat Bikin Mereka Tetap Merugi

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 22 Mei 2023 | 02:00 WIB
Derita Petani di Konawe Selatan; Sia-sia Hasilkan Ribuan Ton Beras Tapi Jalan Rusak Berat Bikin Mereka Tetap Merugi
Lahan sawah di Kecamatan Lalembuu di Konawe Selatan diperkirakan mencapai 1.289 hektare. [Foto: Ahmad Jaelani/Telisik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerusakan jalan yang terjadi di banyak wilayah Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, akses transportasi untuk hasil pertanian menjadi penting untuk menopang pangan daerah dan tentunya juga kesejahteraan petani.

Seperti kondisi yang memprihatinkan dialami petani di Kecamatan Lalembuu, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra). Petani di wilayah tersebut bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan ton dalam sekali panen. Namun hasil panen tersebut menjadi sia-sia.

Pasalnya, jalan akses untuk distribusi hasil panen para petani di Kecamatan Lalembuu rusak parah, Akibatnya petani gigit jari karena harga padi anjlok. Seperti diungkapkan petani di Desa Sumber Jaya yang menyatakan, mereka bisa panen dua kali dalam setahun. Bahkan jika tidak ada kendala alam, bisa hingga tiga kali.

Menurut informasi di situs pertanian.go.id Sultra, luasan lahan sawah di Kecamatan Lalembuu saat ini mencapai 1.289 hektare. Dengan luasan lahan tersebut, para petani memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produksi padi. Tercatat dalam luasan satu hektare lahan bisa menghasilkan hingga 8 ton beras.

Baca Juga: 70 Persen Jalan Rusak di Sumut Bakal Diperbaiki, Ini Kata Edy Rahmayadi

Kekinian, petani sedang dalam masa panen dan mereka menggunakan alat panen modern, seperti Combine Harvester untuk memudahkan proses pengumpulan padi.

Meski berhasil memproduksi, petani harus gigit jari dengan kendalan infrastruktur yang mereka hadapi, yakni kondisi jalan yang rusak dan berlubang.

Dalam perhitungan yang dilakukan, jalan sepanjang 25 kilomter tersebut dipenuhi debu saat musim kemarau dan berubah menjadi kubangan lumpur ketika musim hujan tiba.

"Kami sangat bersemangat melihat hasil panen padi yang melimpah di sawah-sawah kami. Namun, kendala utama yang kami hadapi adalah kondisi jalan provinsi yang rusak," kata seorang petani di Kecamatan Lalembuu, Ahmad Parjo seperti dikutip Telisik.id-jaringan Suara.com pada Minggu (21/5/2023).

Kondisi jalan yang rusak juga berdampak pada harga beras. Mereka terpaksa harus menjual beras yang dipanen dari sawahnya sendiri dengan harga rendah karena kesulitan mendistribusikannya secara efisien dan kerap menangguk kerugian finansial yang signifikan.

Baca Juga: Persoalan Jalan Rusak, KPK Singgung Pengawasan dan Pertanggungjawaban Anggaran

Meski dibayang-bayangi kesulitan karena akses jalan rusak, masyarakat di Kecamatan Lalembuu tetap bersatu dalam menjalankan proses pengeringan gabah.

"Kami bangga bisa membantu petani-petani di sekitar kami dengan mengeringkan gabah mereka di rumah kami. Meskipun kondisi jalan rusak, kami tetap bersatu dan bekerja sama untuk memastikan hasil panen mereka dapat diproses dengan baik," kata warga Desa Sumber Jaya Budi Amir.

Selain panen padi yang melimpah, wilayah tersebut bisa menjadi destinasi wisata karena pemandangan sawah yang memukau mata. Keindahan alam ini menarik minat pengunjung yang baru pertama kali datang ke wilayah ini.

Melihat keindahan sawah dan hasil panen padi yang melimpah, Kecamatan Lalembuu memiliki potensi untuk mengembangkan wisata pertanian. Wisatawan dapat mengunjungi desa-desa di sekitar kecamatan ini untuk melihat langsung proses panen padi, mengikuti kegiatan pertanian, serta menikmati keindahan alam yang menenangkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI