Kenapa Borobudur Jadi Tujuan Utama Biksu Pelaksana Thudong?

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 19 Mei 2023 | 20:42 WIB
Kenapa Borobudur Jadi Tujuan Utama Biksu Pelaksana Thudong?
Ritual Thudong (Antara Foto/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Para biksu yang menjalankan tradisi ritual thudong dari Bangkok, Thailand menuju Indonesia menarik perhatian masyarakat. Terdapat sebanyak 32 biksu berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah (Jateng).

Ramainya perbincangan terkait para biksu yang berjalan dari luar negeri menuju Indonesia tepatnya ke Candi Borobudur tersebut menimbulkan tanya dari sebagian besar warganet. Tak sedikit warganet yang bertanya-tanya mengapa para biksu tersebut menjadikan Borobudur sebagian tujuan utama dalam melaksanakan tradisi thudong dan apa keistimewaannya.

Lantas, mengapakah para biksu berjalan kaki dari Thailand ke Borobudur? Simak alasannya serta kisah dari pengalaman yang mereka alami selama menjalani ritual thudong berikut ini.

Melansir dari situs Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), tujuan dari para biksu berjalan kaki dari Thailand menuju Indonesia tepatnya ke candi Borobudur adalah sebagai salah satu bentuk perjalanan religi.

Baca Juga: Bagaimana Cara Daftar Festival Lampion Waisak 2023? Simak Jadwal dan Syarat-syaratnya

Adapun alasan para biksu berjalan kaki dari Thailand ke Borobudur tersebut juga dilaksanakan dalam rangka merayakan Waisak yang puncaknya akan dilaksanakan pada 4 Juni 2023 di Candi Borobudur.

Sebagai informasi, thudong sendiri merupakan perjalanan ritual para bhante atau biksu yang dilakukan dengan cara berjalan kaki sejauh ribuan kilometer. Tradisi tersebut merupakan ritual keagamaan untuk umat Buddha yang dilakukan dengan cara berjalan kaki atau dianggap juga sebagai ritual perjalanan spritual.

Seperti misalnya yang dilakukan oleh para bhante yang berjalan kaki dari Bangkok Thailand menuju Candi Borobudur.

Para bhante tersebut diketahui sudah melakukan perjalanan dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan berakhir di Indonesia yakni di Candi Borobudur.

Adapun catatan perjalanan biksu yang berjalan kaki dari Thailand ke Borobudur tersebut antara lain yaitu:

Baca Juga: 4 Kegiatan Hari Besar Waisak di Indonesia, Tak Cuma di Candi Borobudur

1. Para biksu berjalan dari sebuah vihara yang ada di Provinsi Nakhon Sri Thammarat, Thailand pada 25 Maret 2023.

2. Biksu berjalan kaki dari Thailand sampai dengan perbatasan Malaysia-Singapura lalu menyeberang dengan menggunakan kapal laut.

3. Para biksu berjalan kaki menuju perbatasan Singapura Indonesia kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki di Batam. Mereka kemudian diterbangkan dengan menggunakan pesawat menuju Bandara Soekarno-Hatta.

4. Para biksu kembali berjalan kaki dari Soekarno Hatta pada 9 Mei 2023 sampai ke Karawang.

5. Di setiap persinggahan para biksu akan beristirahat di vihara pilihan yang dianggap sakral dan juga istimewa untuk kaum Buddhisme.

6. Total perjalanan sudah 51 hari dan tiba di Vihara Buddha Loka Sian Jin Kupoh untuk beristirahat dan melaksanakan ritual keagamaan.

7. Para Biksu melanjutkan perjalanan ke Cikampek, mereka singgah sejenak di vihara dan melanjutkan perjalanan ke Subang.

8. Para biksu singgah dan menginap di sebuah pondok pesantren yang ada di Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

9. Para Biksu berjalan ke Cirebon, lalu ke Tegal dam ke Pekalongan.

10. Sesampainya di Jawa Tengah, para Biksu rencananya akan singgah dan menginap di salah satu tokoh muslim ternama yakni Habib Luthfi bin Yahya.

Sebelumnya  diketahui, Liaison officer International Thudong Ki Onto menyebut ia bertugas mengawal puluhan bhante atau biksu tersebut sejak awal mula tiba di Batam, Indonesia dengan tujuan akhir Candi Borobudur, Jawa tengah. Adapun alasan para biksu berjalan kaki dari Thailand tersebut yakni hendak merayakan Waisak di Candi Borobudur.

Onto sendiri bertugas mengawal para biksu tersebut agar memudahkan komunikasi, selamat, serta aman sampai di Candi Borobudur. Ia menyebut bahwa para biksu tersebut berasal dari Thailand, Malaysia, Singapura, sampai dengan Indonesia.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI