Minta Surya Paloh Tak Bermental Lembek, Amien Rais: Pukul Balik, Jangan Diam Saja!

Jum'at, 19 Mei 2023 | 14:10 WIB
Minta Surya Paloh Tak Bermental Lembek, Amien Rais: Pukul Balik, Jangan Diam Saja!
Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais ketika berbicara soal Surya Paloh melalui tayangan video. (Tangkap layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais meminta Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh untuk tidak berdiam diri usai penetapan tersangka Johnny G Plate terkait kasus korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kominfo Tahun 2020 mencapai Rp 8 triliun.

"Video singkat saya ini berjudul Bung Surya Paloh Please Fight Back. Jadi Bung Surya Paloh silakan bisa pukul balik jangan hanya diam saja," kata Amien melalui video yang diunggah melalui Twitternya @realAmienRais pada Jumat (19/5/2023).

Amien meminta kepada Paloh untuk tidak lembek ketika anak buahnya terseret dalam kasus korupsi. Menurutnya, kasus yang menyeret Johnny menjadi kesempatan emas bagi Paloh untuk turut membongkar kasus korupsi yang melibatkan orang-orang di lingkaran Jokowi.

"Singkat kata Pak Paloh harus tegak dan tegas berdiri. Maaf Pak jangan bermental lembek ini Anda punya peran besar sekali. Peristiwa Johnny Plate bisa jadi gerbang lebar buat membongkar juga korupsinya konco-konco Pak Jokowi," ujarnya.

Baca Juga: Akhirnya Jokowi Bicara Soal Intervensi Politik di Kasus Sekjen NasDem Johnny G Plate

"Jadi buat lah konferensi pers yang tanpa tedeng aling-aling supaya apa, supaya terjadi saling bongkar antara dua kubu yang pernah bersatu dan ini berseteru. Insya Allah rakyat pasti merasa lega bahagia bila hal ini terjadi," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Amien menilai kalau saat ini Paloh tengah mendapatkan hidayah. Sebaliknya, Jokowi menurutnya masih bertahan untuk menyengsarakan masyarakat.

"Sedangkan Jokowi jelas ingin meneruskan langkah-langkahnya yang menyengsarakan banyak rakyat dan menguntungkan kalangan konglomerat dan koporaktokrat, mungkin dalam bahasa agama Jokowi bertahan dalam dholalah, semacam kesesatan, ya kesesatan politik kesesatan ekonomi mungkin juga kesesatan moral yang berakhir dengan robohnya demokrasi Indonesia."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI