Suara.com - Menjelang pemilu 2024, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat ini sedang mencari calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo. Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar digadang-gadang yang akan menjadi bakal Cawapres Ganjar. Seiring ramainya pemberitaan ini pun, banyak masyarakat yang penasaran dengan profil Nasaruddin Umar.
Belum lama ini, Nasaruddin Umar juga telah memberikan tanggapannya terkait laporan yang menyebutkan bahwa ia sebagai calon potensial Wakil Presiden mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden tahun 2024 mendatang.
Dalam pernyataannya, Nasaruddin mengatakan bahwa ia tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi bakal calon wakil presiden atau bacawapres dalam pemilu tersebut.
Lebih lanjut, Nasaruddin Umar menegaskan jika aspirasinya selama ini adalah bekerja di belakang layar. Dia menyatakan kepuasannya terhadap peran yang selama ini telah ia lakuka, yaitu menciptakan harmoni, kedamaian, dan juga ketenangan di tengah umat manusia.
Profil Nasaruddin Umar
Melansir dari berbagai sumber, Nasaruddin Umar merupakan salah satu tokoh agama yang memiliki peran penting terutama dalam bidang keagamaan di Indonesia. Nasarudin menikah dengan Helmi Halimatul Udhma dan telah memiliki 3 anak.
Pria kelahiran 23 Juni 1959 di Ujung Bone, Sulawesi Selatan ini menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta. Sebelumnya, Nasaruddin juga menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia dari tahun 2011 sampai 2014.
Selain itu, dia juga dikenal sebagai pendiri dari organisasi lintas agama yang bernama Masyarakat Dialog antar Umat Beragama.
Pengalaman Nasaruddin di dalam bidang agama tak hanya terbatas di dunia pemerintahan saja. Seperti yang diketahui, ia pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama atau Kementerian Agama Republik Indonesia.
Tak sampai di situ, Nasaruddin merupakan anggota Tim Penasehat antara Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris yaiti Tony Blair. Kepiawaiannya dalam dialog antaragama sudah diakui dan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi kedamaian negara.