Suara.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Al-Azhar, Nirwono Joga menyambut positif kebijakan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang memodifikasi sumur resapan di Jakarta Selatan. Apalagi drainase vertikal itu dibuat lebih dalam dan tak dibangun di badan jalan.
Untuk itu, ia meminta sumur resapan yang dibangun di era eks Gubernur Anies Baswedan di Jakarta Selatan segera dibongkar. Khususnya, bagi sumur resapan yang berlokasi di badan jalan karena membahayakan.
"Sudin Jaksel harus membongkar seluruh drainase vertikal yang dibangun di badan jalan karena terbukti sangat membahayakan keselamatan pengendara jalan," ujar Nirwono kepada wartawan, Kamis (18/5/2023).
Sumur resapan yang dibuat di badan jalan ini disebutnya berbahaya lantaran membuat pengendara was-was. Hal ini membuat kendaraan berpotensi melakukan gerakan mendadak yang membahayakan.
Baca Juga: Masih Jadi Top Of Mind, Elektabilitas Prabowo Diklaim Unggul Jauh Dari Ganjar Dan Anies
"Kondisi drainase vertikal yang berada di badan jalan dan sering dilintasi kendaraan (besar/berat) sudah mulai terlihat tidak rata permukaan/penutupnya dan ini sangat berbahaya pengendara," ucapnya.
Karena itu, ia meminta agar sumur resapan baru ini dibuat di halaman rumah, bukan badan jalan. Selain membahayakan, sumur resapan yang dibuat di badan jalan juga disebutnya tidak efektif.
"Drainase vertikal dapat dapat pula dibangun dalam saluran air di kiri - kanan jalan yang sering tergenang, bukan di atas trotoar yang tidak berfungsi efektif sama sekali saat hujan lebat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melanjutkan program eks Gubernur Anies Baswedan membuat sumur resapan untuk mengatasi banjir. Namun, ia melakukan modifikasi pada drainase vertikal tersebut.
Sumur resapan model baru ini dibuat oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan. Instalasi ini dipasang di 200 lokasi di Jakarta Selatan dalam rangka antisipasi banjir dan genangan.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Selatan, Santo mengatakan drainase vertikal kali ini terbilang model baru karena memadukan galian manual yang dilanjutkan dengan sistem pengeboran menggunakan mesin dan memiliki kedalaman yakni sekitar 20-25 meter per unitnya.
Ia juga menyebut pekerjaan pembuatan sumur resapan dengan ukuran yang baru ini sudah mulai dilakukan dan akan dikerjakan di sepanjang tahun 2023.
Pengerjaannya, kata Santo, diawali dengan penggalian tanah sampai kedalaman tiga meter, kemudian dipasangi buis beton berdiameter satu meter. Tahap selanjutnya adalah tanah dibor menggunakan mesin sedalam sekitar 20 meter dengan menanam pipa sebesar 4 inch.
“Drainase Vertikal model baru ini dilakukan supaya penanganan banjir dan genangan bisa lebih maksimal,” ujar Santo kepada wartawan, Jumat (12/5/2023).