Suara.com - Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Musyawarah Rakyat (Musra) tentang sosok ideal untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan erat kaitannya dengan bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.
"Dalam perspektif semiotika, bisa saja pernyataan Jokowi mengarah pada sosok Ganjar Pranowo," kata Karyono dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).
Menurut Karyono, kriteria pemimpin yang Jokowi sebutkan bisa dimaknai secara eksplisit, implisit, dan semiotika. Jokowi memang tidak eksplisit menyebut nama calon pemimpin yang dia maksud.
Oleh karena itu, pernyataan Jokowi bisa dimaknai berlaku untuk siapa pun bakal capres yang ingin maju di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Salah satu indikatornya, misalnya, dari hasil beberapa lembaga survei menunjukkan Ganjar dipersepsikan merakyat," tambahnya.
Dalam survei SMRC pada Mei 2023, Ganjar Pranowo dinilai unggul dari segi kejujuran dan perhatian kepada rakyat. Bagi pemilih, dua sifat itu harus dimiliki pemimpin yang akan maju sebagai capres.
"Hasil survei tersebut berkorelasi dengan kriteria yang disampaikan Presiden Joko Widodo," kata Karyono.
Saat pidato dalam puncak Musra Indonesia, Minggu (14/5), Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia perlu sosok pemimpin kuat, berani, antikorupsi, bisa merawat demokrasi, memahami kebutuhan rakyat, dan mengerti bagaimana memaksimalkan potensi untuk kemajuan bangsa.
Jokowi pun mengajak masyarakat memilih sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia.
Baca Juga: Jadi Perhatian, Ini Harta Kekayaan 3 Capres Usulan Musra yang Akan Ditentukan Jokowi
Pernyataan Jokowi itu, menurut Karyono, lebih menekankan pada prinsip dan kriteria seorang pemimpin yang harus peduli pada nasib rakyat. Selain itu, pemimpin juga seharusnya tidak hanya duduk di belakang meja, tetapi turun ke bawah untuk memahami permasalahan konkret yang dihadapi rakyat.