Sepak Terjang Nasaruddin Umar: Imam Besar Istiqlal Tiba-tiba Dibidik Jadi Cawapres Ganjar

Selasa, 16 Mei 2023 | 17:43 WIB
Sepak Terjang Nasaruddin Umar: Imam Besar Istiqlal Tiba-tiba Dibidik Jadi Cawapres Ganjar
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D, angkat bicara soal vaksin dan imunisasi dalam hukum Islam. (Suara.com/Risna Halidi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy atau Rommy menyebut bahwa Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang tengah didekati untuk dijadikan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Ia menyebut bahwa Nasaruddin Umar mempunyai kriteria yang pas untuk dijadikan pendamping Ganjar dalam Pilpres 2024.

"Kiai Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres mas Ganjar," kata Rommy dalam keterangannya kepada Suara.com, Selasa (16/5/2023).

Rommy menjelaskan terdapat beberapa pertimbangan yang menjadikan Nasaruddin cocok untuk dijadikan bakal cawapres Ganjar. Salah satunya, Nasaruddin Umar adalah tokoh luar Jawa sehingga ia menyebut kemungkinan besar sosoknya bisa diterima oleh seluruh kalangan.

Meskipun nama Nasaruddin Umar sudah dikenal banyak orang, ia menyebut bahwa sosok Sandiaga Uno juga tidak terpisah untuk diusulkan sebagai cawapres Ganjar.

Baca Juga: Charta Politika Klaim Elektabilitas Ganjar Pranowo Meroket dari Prabowo, Hasto Kristiyanto: Pemilihan Momentum Deklarasi Berdampak Positif

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebut bahwa ada 10 kandidat bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo. Isu yang saat ini berkembang, nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar masuk ke dalam pembahasan bursa cawapres Ganjar.

Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto menyebut bahwa penentuan bacawapres Ganjar dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Terkait dengan sosok Nasaruddin Umar, ia menyebut pertimbangan dari Megawati dalam menentukan cawapres, yakni berdasarkan kepentingan bangsa, bukan tentang hal lain.

Lantas, seperti apakah sepak terjang Nasaruddin Umar yang tiba-tiba dibidik PPP jadi Cawapres Ganjar tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Sepak Terjang Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar yang memiliki nama lengkap Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA lahir di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959. Tak hanya menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin juga merupakan Guru Besar Ilmu Tafsir di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dan juga merupakan rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran.

Baca Juga: Nasaruddin Umar Masuk Kandidat Cawapres Ganjar? Ketua F-PDIP: Saya Tanya Ibu Mega Dulu

Nasaruddin pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Menteri Agama (2011-2014) dan pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Kementerian Agama Republik Indonesia.

Nasaruddin juga merupakan seorang pendiri organisasi lintas agama masyarakat Dialog antar Umat Beragama. Ia juga anggota dari Indonesia-UK Islamic Advisory Group yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Beberapa jabatan yang pernah diemban oleh Nasaruddin, antara lain Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK) Jakarta (1992), Wakil Ketua wakaf yayasan Paramadina Jakarta (1999), Ketua Yayasan Panca Dian Kasih, Jakarta (2001), Sekretaris Dewan Pembina PB As’adiyah, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (2020), Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran, dan Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.

Dalam bidang pendidikan, Nasaruddin pernah mengenyam pendidikan di Pesantren As’adiyah, Sengkang, Wajo. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Ujung Pandang pada 1980-an dan berhasil lulus dengan penghargaan sebagai mahasiswa teladan di kampus tersebut.

Nasaruddin kemudian melanjutkan pendidikannya di IAIN atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan berhasil meraih gelar magister pada tahun 1992 serta doktor dengan predikat terbaik pada tahun 1998.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI