6 Fakta Pekerja BTS Ditangkap OPM, TNI Bantah Isu Penyanderaan

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 16 Mei 2023 | 11:23 WIB
6 Fakta Pekerja BTS Ditangkap OPM, TNI Bantah Isu Penyanderaan
Korban penyerangan TPNPB-OPM di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, dievakuasi ke Jayapura. ANTARA/HO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu soal 4 orang pekerja Base Transceiver Station (BTS) PT Inti Bangun Sejahtera yang diduga disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) ditepis oleh Panglima TNI, Yudo Margono.

Yudo mengungkap bahwa para pekerja tersebut bukan disandera oleh OPM, melainkan memiliki masalah dengan hutang sehingga menyebabkan adanya konflik saat sedang bertugas di daerah Distrik Okbab, Papua Pegunungan.

Evakuasi yang dilakukan untuk menyelamatkan pekerja BTS ini memang dibenarkan oleh Yudo, namun hal ini diungkapnya tidak ada kaitan dengan OPM.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Simak inilah fakta selengkapnya.

Baca Juga: Nekat Pakai Pelat TNI dan 'RF' Bodong di Jaksel, Mobil Toyota Vellfire-Pajero Ditindak Polisi

1. Kronologi kejadian

Dari pengakuan para pekerja BTS yang ditugaskan bersama Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan, Bintang Alverus Sanuari berangkat dari Distrik Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan pesawat pada Jumat, (12/05/2023).

Namun  saat baru mendarat, mereka mengaku bahwa ada setidaknya lima orang yang diduga warga sekitar menghadang mereka dan melakukan penganiayaan kepada salah satu dari mereka. Hal ini pun membuat satu orang pekerja yaitu Benyamin menjadi korban luka-luka.

2. Dua orang pekerja kembali ke Oksibil usai terluka

Akibat luka yang disebabkan oleh senjata tajam tersebut, Bintang Alverus sebagai ketua dari kelompok pekerja BTS ini langsung kembali ke Oksibil bersama korban Benyamin untuk mendapatkan perawatan medis dari luka yang disebabkan oleh warga sekitar tersebut. Sedangkan, 4 orang pekerja lainnya ditahan warga yang diduga adalah bagian dari OPM Papua.

Baca Juga: Mengenal Korvet Parchim-class, Kapal Anti Kapal Selam TNI-AL dengan Polemik

3. Berita penyanderaan diterima TNI-Polri

Berita soal penyanderaaan yang diduga dilakukan oleh pihak OPM pun menyeruak. Hal ini pun juga diketahui oleh Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Mohamad Dafi. Koordinasi TNI-Polri dalam misi penyelamatan pun langsung dilakukan demi memastikan para pekerja BTS tetap dalam kondisi selamat.

Tim gabungan TNI Polri yang juga melibatkan Dansatgas Pamtas Statis RI-PNG Yonif 143/TWEJ Letkol Ari Ismoyo Timor ini pun mencoba berkoordinasi dengan tokoh masyarakat sekitar demi menyelamatkan nyawa para pekerja yang disandera.

4. Warga yang diduga OPM akhirnya lepaskan sandera

Setelah hampir 24 jam menyandera para pekerja BTS, warga yang diduga bagian dari OPM ini pun akhirnya melepaskan seluruh pekerja BTS yang berjumlah 4 orang atas pendekatan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar Distrik Okbab.

Pembebasan sandera ini pun dikonfirmasi oleh tokoh masyarakat setempat bahwa para pekerja sudah berada di rumah salah satu warga pada Sabtu, (13/05/2023).

5. Penyelamatan lewat jalur udara

Para personel TNI - Polri yang berjumlah 50 orang pun berjaga-jaga di sekitar Distrik Oksibil, lapangan udara tempat pesawat penyelemat PK-RBP Milik Tariku Aviation terbang menuju Distrik Okbab pada Senin (15/05/2023) sekitar pukul 11.30 WITA.

Penyelamatan yang hanya bisa dilakukan melalui jalur udara ini pun ditempuh oleh para personel TNI-Polri demi menyelamatkan 4 orang pekerja BTS dari ancaman penyanderaan OPM tersebut. Akhirnya, penyelamatan berhasil dilakukan dan para pekerja yang terluka langsung dilarikan ke RSUD Oksibil agar mendapatkan perawatan intensif atas luka bacok yang mereka alami.

6. Panglima TNI Yudo Margono bantah soal penyanderaan OPM

Kendati isu soal para pekerja yang diduga disandera OPM itu menyeruak, namun Panglima TNI Yudo Margono membantah hal tersebut dilakukan oleh OPM. Yudo pun meminta masyarakat untuk tidak langsung mengaitkan semua penyanderaan dan penganiayaan yang terjadi di daerah Papua dengan OPM.

"Ini bukan penyanderaan OPM. Kemarin itu ada mungkin dulu ada hutang-hutang yang belum terbayar saat pemasangan BTS, maka dari itu masyarakat menuntut agar utang dibayar dulu, sehingga setelah dibayar ya dilepas," kata Yudo seperti dilansir Antara, Senin (15/05/2023).

Namun, Yudo pun berkomitmen untuk mendalami kasus ini dan menangkap pelaku yang melukai para pekerja BTS ini.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI